Vagina pun bisa depresi, ini solusinya



Jakarta. Depresi tak hanya menyerang pemikiran dan psikologi seseorang. Vagina juga bisa mengalami depresi.

Ilmu kedokteran menyebut vagina yang depresi dinamai dengan Vulvodynia. Vulvodynia merupakan kondisi vagina yang kesakitan dan mengalami rasa tidak nyaman yang berlebihan di area organ intimnya.

Dilansir dari Women’s Health, sekitar 200.000 perempuan dari enam juta populasi perempuan di Amerika SerikaT setiap tahunnya mengalami vulvodynia. Namun, sayangnya banyak dari mereka yang tidak menyadarinya atau mengakuinya.


Penting untuk diketahui, vulvodynia adalah sindrom nyeri kronis pada vagina yang datang tanpa peringatan dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Ciri vagina depresi seperti terbakar, menyengat, gatal, berdenyut, bengkak, nyeri yang teramat menyakitkan.

Menakutkannya, penyebab vagina depresi atau vulvodynia tidak bisa dikenali dan diketahui hingga saat ini. Namun, rasa sakitnya sangat nyata.

“Biasanya kita melakukan tes dengan kapas lalu menerapkan tekanan ke berbagai daerah vagina dan meminta pasien untuk mengevaluasi keparahan rasa sakit saat disentuh,” jelas Sherry Ross, ahli kesehatan perempuan di Santa Monica, California.

Ditambahkannya, diagnosis bisa sangat sulit, karena vagina terlihat normal saat pemeriksaan. Meskipun tidak ada obat untuk vulvodynia, ada perawatan yang bisa dilakukan. Beberapa dokter meresepkan antidepresan dosis rendah.

“Tidak jelas mengapa antidepresan bekerja untuk beberapa perempuan dengan kondisi tersebut, tapi itulah yang dilakukan,” ungkap Tara Allmen, ginekolog.

Lebih lanjut, dijelaskan oleh Tara, dosis antidepresan untuk mengobati vulvodynia jauh lebih rendah daripada yang digunakan untuk gangguan depresi yang sebenarnya. Itu berarti perempuan mengobati vulvodynia mereka dengan resep juga harus menghindari efek samping seperti kenaikan berat badan dan libido berkurang. Sayangnya, untuk menyembuhkannya membutuhkan waktu beberapa bulan.

Solusi penyembuhan vagina depresi atau vulvodynia ialah dengan melakukan hubungan seks secara lebih atau peningkatan frekuensi. Seks akan mengeluarkan kolagen yang sehat dan sel elastin dan mempertahankan aliran darah ke daerah tersebut, jelas Maria Sophocles, Direktur Medis dari Kesehatan Wanita dari Princeton, New Jersey.

Jika tidak mendapatkan banyak kegiatan seks pada hari ini, saat inilah masturbasi berguna. Masturbasi dan seks mempertahankan struktur vagina, terutama pembukaan, yang dapat perlahan-lahan memperpendek sesuai dengan usia kita.

(K. Tatik Wardayati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto