KONTAN.CO.ID - JAKARTA.. Pengembangan vaksin pencegah virus corona atau Covid-19 tengah berlangsung di seluruh dunia yang melibatkan para raksasa farmasi global. Salah satunya adalah Pfizer Inc yang berkolaborasi dengan Biontech. Kedua perusahaan asal Amerika Serikat tersebut juga tengah mengembangkan vaksin pencegah virus corona yakni vaksin BNT162. Saat ini, tahapan pengembangan vaksin tersebut sudah memasuki uji klinis. Minggu lalu, vaksin ini sudah diujicobakan terhadap kelompok pertama yang ada di Jerman, dan minggu ini giliran kelompok tahap kedua diujicobakan di Amerika Serikat. Perusahaan tersebut sejatinya sudah mengembangkan vaksin anti corona tersebut sejak empat bulan lalu. Pihak Pfizer dan Biontech mengklaim, pengembangan vaksin yang sudah memasuki tahap uji klinis itu merupakan hasil yang sangat positif.
Baca Juga: Amerika Serikat mulai distribusikan remdesivir untuk mengobati pasien corona Uji klinis dua tahap terhadap BNT162 terbilang penting bagi Pfizer dan rekannya Biontech. Karena uji klinik ini untuk menentukan tingkat keamanan, imunogenitas dan tingkat dosis yang tepat bagi pasien Covid-19. Dan yang tidak kalah penting adalah untuk menentukan vaksin yang tepat dari calon empat vaksin yang tengah dikembangkan perusahaan tersebut.
Baca Juga: Fokus kembangkan vaksin corona, Pfizer alihkan produksi obat lain ke kontraktor Dalam uji klinis tahap pertama sendiri untuk menentukan tingkat dosis yang tepat. Sedangkan uji klinis tahap kedua berlangsung kedalam dua kelompok. Yakni kelompok usia muda dan tua, untuk mengetahui tingkat keamanan dan keefektifan lebih lanjut. “Kami berharap bersama mitra kerja Biontech dan pembuat kebijakan bisa menghasilkan vaksin yang aman dan efektif. Dalam waktu kurang dari empat bulan, kami dapat bergerak maju dari studi praklinis ke uji coba terhadap manusia,” kata Albert Bourla, Chairman dan CEO Pfizer, dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Senin (11/5). Program pengembangan Pfizer dan BioNTech mencakup empat kandidat vaksin, dan masingmasing vaksin mewakili kombinasi format mRNA dan target antigen yang berbeda. Desain terbaru dalam uji coba ini memberikan peluang evaluasi terhadap berbagai kandidat mRNA secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi kandidat mana yang paling aman dan berpotensi paling efektif terhadap dua kelompok sukarelawan dalam jumlah yang lebih besar. “Kami optimis pengujian beberapa kandidat vaksin ke dalam uji coba terhadap manusia akan memampukan kami mengidentifikasi pilihan vaksinasi yang paling aman dan paling efektif dalam melawan Covid-19,” ungkap Ugur Sahin, CEO dan Co-Founder Biontech, Ugur Sahin. Selama tahap pengembangan klinis, BioNTech akan menyediakan pasokan klinis vaksin dari fasilitas manufaktur mRNA yang bersertifikat GMP di Eropa.
Untuk mengantisipasi hasil positif dari program pengembangan klinis, Pfizer dan Biontech berusaha meningkatkan produksi vaksin untuk pasokan global. Pfizer berencana mengoptimalkan jaringan manufakturnya yang luas dan melakukan investasi yang berisiko agar dapat memproduksi vaksin Covid-19. Ditargetkan jutaan dosis vaksin inin tahun ini bisa diproduksi kedua perusahaan ini dan jumlah ini bisa melonjak menjadi ratusan juta dosis vaksin di tahun 2021. Pfizer sendiri sudah menyiapkan sejumlah pabriknya. Yakni yang ada di Massachusetts, Michigan dan Missouri serta Puurs, Belgia yang ditunjuk sebagai pusat produksi vaksin COVID-19, dan pabrik-pabrik lainnya akan segera ditentukan kemudian. Kedua perusahaan ini bersiap menjual vaksin ini ke seluruh dunia dengan persetujuan pihak regulator. Kecuali di China karena Biontech sudah berkolaborasi dengan Fosun Pharma untuk pengembangan BNT162. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon