KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus Covid-19 Omicron di Indonesia terus bertambah dan telah menyebabkan kematian. Masyarakat yang sudah divaksin dosis lengkap dihimbau mendapatkan vaksinasi booster untuk mencegah Covid-19 Omicron. Namun, vaksin Covid-19 booster menimbulkan sejumlah efek samping, apa saja? Dari data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang disampaikan Sabtu (22/1/2022), secara kumulatif terdapat 1.161 kasus Covid-19 Omicron yang dideteksi di Indonesia. Dari jumlah itu, 821 kasus berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), 282 kasus transmisi lokal, dan sisanya belum diketahui asal infeksinya. Sementara itu,Satgas Covid-19 pada Minggu (23/1) mengumumkan tambahan 2.925 kasus sehingga total menjadi 4.286.378 kasus positif Corona. Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Corona bertambah 712 orang sehingga menjadi sebanyak 4.123.267 orang.
Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia bertambah 14 orang menjadi sebanyak 144.220 orang. Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 18.891 kasus, bertambah 2.199 kasus dibanding sehari sebelumnya. Khusus untuk pasien Covid-19 Omicron di Indonesia, sebagian besar mengalami gejala ringan dan banyak yang telah sembuh. Namun belakangan ini ada dua pasien Covid-19 Omicron yang meninggal dunia. Vaksin Covid-19 bisa mencegah keparahan penyakit akibat infeksi Omicron. Sejauh ini, terdapat enam jenis vaksin Covid-19 booster yang telah mendapatkan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yaitu Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Janssen, Moderna, Zifivax, dan Sinopharm. Namun pemerintah hanya menggunakan tiga jenis vaksin Covid-19 untuk booster yakni Pfizer, Moderna dan AstraZeneca. Adapun tiga vaksin Covid-19 booster mempunyai efek samping masing-masing dan setiap penerimanya terkadang merasakan gejala KIPI berbeda-beda.
Baca Juga: Dua Pasien Covid-19 Omicron di Indonesia Meninggal, Ini Gejala & Kronologinya Bagaimana dengan perkembangan KIPI atau efek samping vaksin Covid-19 booster di Indonesia? Dilansir dari Kompas.com, Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari mengatakan, telah ada laporan masuk mengenai KIPI atau efek samping vaksin Covid-19 booster yang terlaksana di Indonesia. Ia menjelaskan, efek samping vaksin Covid-19 booster yang dilaporkan tidak jauh berbeda dengan vaksinasi dasar. Menurut dia, sejauh ini efek samping vaksin Covid-19 booster tergolong ringan dan mereda dalam waktu yang singkat. “Laporan sudah masuk (terkait KIPI vaksin booster). Gejala tidak berbeda dengan vaksinasi dasar, proporsi KIPInya rendah, gejala ringan dan singkat. Sembuh dengan atau tanpa pengobatan,” ujar Hinky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (18/1/2022). Apa saja efek samping vaksin Covid-19 booster? Hinky menambahkan, beberapa efek samping vaksin Covid-19 booster yang dilaporkan dari KIPI meliputi:
- Nyeri di tempat suntikan
- Sakit kepala
- Mual atau muntah
- Pusing
- Lemas, lesu, atau letih
- Mengantuk
- Pegal
- Nyeri otot atau sendi
- Demam
- Bengkak lokal
Sementara itu, apabila seseorang mengalami KIPI atau efek samping vaksin Covid-19 booster bergejala ringan, dapat mengonsumsi parasetamol sebagai alternatif dengan dosis menyesuaikan usia. Namun, jika efek samping yang ditimbulkan setelah mendapatkan vaksin Covid-19 booster atau vaksinasi dosis lanjutan tidak segera mereda bahkan semakin memburuk, maka dapat segera menghubungi fasilitas kesehatan terdekat. Sebagai informasi, vaksin Covid-19 booster akan diberikan secara gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia yang memenuhi kriteria, seperti berusia 18 tahun ke atas dan telah mendapatkan dosis lengkap vaksin setidaknya selama 6 bulan. Adapun pengecekan tiket dan jadwal vaksinasi Covid-19 booster dapat dilakukan melalui laman resmi pedulilindungi.id atau aplikasi PeduliLindungi, dengan login menggunakan akun yang telah dimiliki. Manfaat vaksin Covid-19 booster Reisa Broto Asmoro selaku Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru menyatakan masyarakat perlu mendapatkan vaksin Covid-19 booster setelah 6 bulan menjalani vaksinasi dosis kedua. Vaksin Covid-19 booster diperlukan untuk meningkatkan proteksi individu terutama pada kelompok masyarakat rentan. “Berdasarkan hasil studi, terjadi penurunan antibodi enam bulan setelah dosis primer atau lengkap dua dosis penyuntikan, dan satu dosis jika vaksin Janssen, sehingga dibutuhkan pemberian dosis lanjutan atau booster,” ucap Reisa, dikutip dari situs Covid19.go.id.
Hal tersebut juga didukung oleh hasil kajian dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) melalui surat nomor ITAGI/SR/2/2022 mengenai kajian vaksin Covid-19 dosis lanjutan. ITAGI menganjurkan pemberian booster untuk memperbaiki efektivitas vaksin yang telah menurun. Itulah efek samping vaksin Covid-19 booster yang perlu dipahami. Efek samping Covid-19 booster hanya bersifat ringan, masyarakat tidak perlu khawatir.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Adi Wikanto