Vaksin Covid-19 J&J akan mendapat izin penggunaan darurat beberapa pekan lagi



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pengembang vaksin  Covid-19, Johnson & Johnson (J&J) telah mengajukan permohonan untuk otorisasi penggunaan darurat di Amerika Serikat (AS), menyusul vaksin yang terlebih dahulu telah disetujui yakni Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Pejabat Gedung Putih mengatakan, kemungkinan izin penggunaan darurat bakal diperoleh dalam beberapa minggu lagi. Namun, J&J baru memiliki beberapa juta dosis vaksin.

J&J tetap berkomitmen menyediakan 100 juta dosis vaksin pada bulan Juni nanti. Tetapi pengirimannya kemungkinan akan terlambat karena pasokan yang tersedia masih terbatas.


"J&J dan pemerintah AS  akan bekerjasama untuk meningkatkan pasokan. Selama beberapa minggu terakhir kami telah mengetahui bahwa tidak banyak inventaris Johnson dan Johnson. Ada beberapa juta dosis yang akan kita mulai,"  kata Jeffrey Zients, koordinator tanggapan Covid-19 Gedung Putih seperti dikutip Reuters, Kamis (18/2).

Baca Juga: Pemerintah wajibkan WNA dan WNI yang masuk ke tanah air jalani screening covid-19

J&J dalam sebuah pernyataan menyebutkan, pihaknya bermaksud untuk segera mulai mendistribusikan dosis setelah mendapat otorisasi dari pemerintah AS dan menargetkan memasok 100 juta dosis ke AS pada paruh pertama tahun 2021.

AS telah berjuang untuk mempercepat peluncuran vaksinnya karena persediaan dosis yang terbatas. Pfizer Inc dan Moderna Inc telah berjanji untuk memberikan 200 juta dosis vaksin dua dosis mereka pada akhir Maret 2021, tetapi sejauh ini kurang dari 72 juta dosis telah dikirim ke seluruh AS dan sekitar 55 juta suntikan telah diberikan.

AS membayar J&J sebesar US$ 1 miliar pada bulan Agustus tahun lalu untuk membantu mendanai pengembangan vaksinnya dengan imbalan jaminan 100 juta dosis. Lalu ada opsi untuk membeli hingga 200 juta lebih.

Pemerintahan Joe Biden telah berjanji untuk mengeksplorasi setiap opsi yang tersedia untuk membantu pembuat vaksin, termasuk J&J, dalam meningkatkan produksi vaksin. AS jua akan mengerahkan kekuatan masa perang melalui Undang-Undang Produksi Pertahanan untuk membantu mereka mengamankan pasokan yang dibutuhkan.

Vaksin  J&J dapat disimpan di lemari es bukan di freezer, yang dapat membantu mempercepat vaksinasi. Zients mengatakan, vaksin  J&J ini dapat disahkan dalam beberapa minggu lagi dan tengah  dijadwalkan untuk ditinjau pada 26 Februari oleh panel penasihat luar untuk Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. J&J meminta otorisasi FDA awal bulan ini.

Selanjutnya: Vaksin AstraZeneca 2 juta-5 juta dosis diperkirakan masuk Indonesia akhir Februari

Editor: Khomarul Hidayat