KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, saat ini proses pengembangan vaksin Covid-19 oleh Eijkman sedang dalam tahap transisi dari proses penelitian dan pengembangan ke industri. Industri dalam hal ini adalah PT Biofarma (Persero). "Lembaga Eijkman sudah menyelesaikan 90% lebih fase research and development (R&D)-nya dan saat ini dalam proses transisi dari R&D ke industri," kata Amin dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR, Rabu (16/6). Amin berharap, proses uji klinis dapat mulai dilakukan akhir tahun ini atau pada awal tahun 2022.
"Diharapkan akhir tahun 2021 atau paling lambat awal tahun 2022 uji klinis sudah bisa dimulai," ucap dia. Baca Juga: Pemerintah terus evaluasi keamanan dan khasiat vaksin Covid-19 yang digunakan Setelah proses uji klinis dilakukan, Amin memperkirakan, delapan bulan kemudian akan memperoleh izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA). "Intinya lembaga Eijkman dengan industri sudah bekerjasama dengan erat. Prosesnya bukan berarti lembaga Eijkman menyerahkan bibit vaksin lalu selesai, tapi kami akan terus mengawal sampai uji klinis dan seterusnya," ucap Amin. Seperti diketahui, Konsorsium Riset Nasional yang terdiri dari sejumlah lembaga dan universitas turut serta dalam pengembangan vaksin merah putih. Di antaranya vaksin yang dikembangkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).