KONTAN.CO.ID - TOKYO. Program vaksinasi nasional Jepang kembali terhambat. Bukan hanya karena kurangnya pasokan vaksin, tapi juga kekurangan jarum suntik khusus. Hambatan tersebut menjadi tantangan baru Pemerintahan Yoshihide Suga yang awalnya berencana memvaksinasi setiap orang dewasa hingga akhir tahun. Setelah tiga pekan program dimulai, baru 46.500 dosis vaksin Covid-19 telah diberikan kepada petugas medis garis depan per Jumat (5/3) pekan lalu.
Jika melihat fakta itu, analis memperkirakan, setidaknya dibutuhkan waktu 126 tahun untuk memvaksinasi seluruh penduduk Jepang yang berjumlah 126 juta. Berbeda dengan kebanyakan negara lain, Jepang mewajibkan uji klinis untuk obat baru, termasuk vaksin. Prosedur ini dinilai memperlambat proses vaksinasi secara menyeluruh. Dilansir dari Reuters, hanya vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer dan BioNTech yang telah disetujui. Untuk saat ini, uji klinis untuk vaksin AstraZeneca dan Moderna sedang dilakukan. Setelah selesai nanti, dua vaksin tersebut masih harus menunggu persetujuan Pemerintah Jepang. Baca Juga: Regulator Uni Eropa: Hati-hati terhadap vaksin Sputnik V Rusia Pandemi yang sudah berjalan selama satu tahun menyebabkan sekitar 438.000 orang Jepang terinfeksi virus corona, dengan 8.251 pasien meninggal. Beruntung, kasus harian di Tokyo mulai mengalami penurunan signifikan. Dari 2.520 pada 7 Januari, menjadi 237 pada 7 Maret. Untuk saat ini, Jepang berfokus pada vaksinasi sekitar 4,8 juta pekerja medis terlebih dahulu sebelum beralih ke populasi lansia yang berjumlah 36 juta.