JAKARTA. Valuta Asia menunjukkan tajinya. Penyebabnya adalah spekulasi capital inflow ke pasar emerging market semakin deras, seiring dengan paket stimulus yang baru saja diumumkan Bank of Japan (BoJ). Gubernur BoJ, Masaaki Shirakawa, Rabu (19/9), menyatakan akan menaikkan jumlah nilai obligasi yang akan dibeli menjadi 55 triliun yen, atau US$ 697 miliar, dari sebelumnya, yaitu 45 triliun yen. Aksi stimulus versi Jepang itu, mengimbangi kebijakan serupa yang diambil Federal Reserves (The Fed) dan European Central Bank (ECB). “Paket stimulus akan mendorong likuiditas valuta di Asia. Tetap ada sentimen negatif di pasar, tetapi secara umum arus masuk modal sangat kuat,” ujar Patrick Ella, ekonom Security Bank Corp, seperti dikutip Bloomberg.
Valas Asia terbantu stimulus
JAKARTA. Valuta Asia menunjukkan tajinya. Penyebabnya adalah spekulasi capital inflow ke pasar emerging market semakin deras, seiring dengan paket stimulus yang baru saja diumumkan Bank of Japan (BoJ). Gubernur BoJ, Masaaki Shirakawa, Rabu (19/9), menyatakan akan menaikkan jumlah nilai obligasi yang akan dibeli menjadi 55 triliun yen, atau US$ 697 miliar, dari sebelumnya, yaitu 45 triliun yen. Aksi stimulus versi Jepang itu, mengimbangi kebijakan serupa yang diambil Federal Reserves (The Fed) dan European Central Bank (ECB). “Paket stimulus akan mendorong likuiditas valuta di Asia. Tetap ada sentimen negatif di pasar, tetapi secara umum arus masuk modal sangat kuat,” ujar Patrick Ella, ekonom Security Bank Corp, seperti dikutip Bloomberg.