Valas mengering, Bank Mandiri pinjam ke bank asing



JAKARTA. Gonjang-ganjing pergerakan rupiah memang tak bisa dianggap sepele. Perbankan sebagai perusahaan yang bergerak di bisnis likuiditas harus memiliki strategi yang jitu agar tak goyah. Pinjaman ke pihak asing pun jadi alternatif usaha.

Salah satu bank yang menempuh cara itu adalah PT Bank mandiri Tbk (BMRI). Meski menjadi bank dengan aset paling besar di tanah air, masalah likuiditas juga menjadi hal yang paling penting bagi Mandiri. Buktinya, bank yang memiliki kode saham BMRI ini berencana meminjam valuta asing dari tiga bank asing.

Nilai pinjaman itu jika di-rupiahkan setara dengan Rp 3 triliun. "Masih dalam proses, kami upayakan 1-2 bulan lagi bisa closing untuk kredit valas baru," ujar Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N Mansyuri, Kamis (30/5).


Selain mendatangkan likuiditas dari bank asing, bank berstatus badan usaha milik negara (BUMN) akan menjaga rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) valuta asing (valas) di bawah 90%. Pada kuartal pertama 2012 Bank Mandiri sudah mencapai target tersebut, yakni LDR valas sebesar 75%. "Kredit valas baru akan sangat kami batasi dan selektif. Kami memperhatikan sektor mana yang cukup sensitif dengan kondisi ekonomi Eropa. Ini untuk memastikan pendanaan valas yang memadai," ujarnya.

Ia menambahkan, krisis ekonomi global memang menjadi pemicu masalah likuiditas valas, terutama dollar AS. Pemilik modal menarik simpanan valasnya, investor asing menarik dananya di pasar obligasi maupun saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: