Valbury bidik pendapatan Rp 30 miliar



JAKARTA. Valbury Asia Securities menargetkan pendapatan sebesar Rp 30 miliar dari bisnis penjaminan emisi (underwriting) pada tahun ini. Tahun ini, dari rencana proyek (pipeline) sebanyak enam penjaminan  "Yang sudah pasti ada empat," kata Johanes Soetikno, Direktur Utama Valbury kepada KONTAN, di sela-sela pencatatan saham PT Saraswati Griya Lestari, Kamis (10/1).

Menurut Johanes, empat penjaminan itu dari perusahaan sektor industri dasar, food and beverages, dan dua perusahaan sektor transportasi. Tanpa mengatakan detailnya,  salah satu perusahaan transportasi itu merupakan sisa pipeline tahun lalu, yaitu PT Eka Sari Lorena Transport.

Manajemen Valbury mengaku, pihaknya kebagian porsi penjaminan sebesar Rp 300 miliar hingga Rp 500 miliar. Satu perusahaan transportasi yang lain akan memiliki nilai penjaminan  antara Rp 2 triliun - Rp 3 triliun.


Johanes yakin, target pendapatan Rp 30 miliar tercapai. Bisnis penjaminan emisi pada semester pertama 2013 lebih ramai dibandingkan tahun lalu. Pemberitaan positif perekonomian Indonesia di luar negeri yang dikombinasikan aksi quantitative easing mengakibatkan kondisi pasar modal lokal kian semarak.

Dari tiga perusahaan yang listing di bursa pada awal Januari 2013, dua di antaranya ditangani Valbury. Mereka adalah PT Saraswati Griya Lestari dan PT Multi Agro Gemilang Plantations. "Saya memantau dua pekan ini, sudah ada aliran asing yang masuk sebanyak Rp 2 triliun," jelas Johanes.

Beberapa emiten mengaku sudah menerima peraturan baru pembukuan yang tertuang dalam PSAK 38. Menurut mereka, kondisi tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Jeleknya tahun lalu selain karena kondisi pasar yang sepi, kebijakan PSAK 38 juga menjadi penyebab beberapa emiten gagal melantai. "Mereka jadi telat audit, makanya banyak yang mundur," ujar Johanes.

Tahun lalu Valbury hanya mendapat dua proyek penjaminan emisi, dari PT Kobexindo Tractors Tbk dan Tri Banyan Tirta, Tbk. Namun porsi penjaminan diperkecil, dari Rp 300 miliar, menjadi Rp 100 miliar-Rp 200 miliar, setelah  kedua emiten ragu dengan kondisi pasar. Dari penjaminan itu Valbury hanya memperoleh pendapatan sekitar Rp 7 miliar-Rp 10 miliar.

Valbury juga menggarap penjaminan penerbitan obligasi perusahaan konstruksi senilai Rp 800 juta hingga Rp 1,5 triliun. "Masih dikaji," kata Johanes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: