Vale Indonesia (INCO) dan Zhejiang Huayou Segera Mulai Proyek Smelter Pomalaa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) bakal memulai pembangunan pabrik/smelter High-Pressure Acid Leach (HPAL) untuk mengolah bijih nikel dari Blok Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Tenggara dalam waktu dekat. Keduanya telah menandatangani Perjanjian Kerjasama Definitif untuk rencana tersebut di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Minggu (13/11).

Dalam keterangan resminya,  CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy mengatakan bahwa landasan agenda pengembangan berkelanjutan PT Vale yang akan memperkuat pembangunan ekonomi dan sosial di tingkat lokal dan nasional.

“Proyek ini merupakan bukti komitmen PT Vale terhadap praktik penambangan berkelanjutan yang selaras dengan prioritas B20 untuk memastikan transisi energi yang adil dan teratur,” tambahnya, Minggu (13/11).


Sementara itu, Chairman Huayou Chen Xuehua mengatakan bahwa kerja sama antara Vale Indonesia dan Huayou merupakan kombinasi sempurna antara keunggulan sumber daya mineral Vale dan keunggulan teknologi HPAL Huayou untuk mencapai pengembangan sumber daya mineral yang berkelanjutan.

Baca Juga: Kencana Energi Lestari (KEEN) Pasang Target Laba US$ 62,6 Juta di Tahun 2023

“Kami juga akan bekerja sama dengan PT Vale untuk memastikan pengadopsian dan penerapan praktik-praktik unggulan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG),” ujarnya.

Head of Communications PT Vale Indonesia Tbk, Bayu Aji Suparam mengatakan,  pihaknya berencana segera melakukan tahapan ground breaking untuk proyek Pomalaa.

“Target mulai beroperasi 2025,” ujar Bayu saat ditemui usai acara penandatanganan di BNDCC, Minggu (13/11).

Menurut rencana, smelter Pomalaa bakal memiliki kapasitas produksi tahunan 120.000 ton Nikel dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP). Nilai investasi tambang, pabrik, dan fasilitas lainnya dalam proyek ini diproyeksikan mencapai senilai US$ 4,5 miliar. Bayu berujar, smelter Pomalaa bakal menghasilkan bahan baterai kendaraan listrik.

“(Smelter Pomalaa) juga akan mengandalkan energi bukan batubara sesuai dengan komitmen low carbon,” imbuh Bayu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi