Valuasi harga divestasi saham 51% Freeport Indonesia sudah di tangan Presiden



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) ternyata sudah melaporkan hasil valuasi harga divestasi saham 51% PT Freeport Indonesia (PTFI) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Nantinya, Presiden yang akan menentukan apakah sepakat dengan harga yang ditawarkan itu.

Deputi Bidang Usaha Pertambangan Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno membenarkan hasil valuasi harga yang diperoleh oleh Inalum yang akan ditawarkan kepada Rio Tinto selaku pemegang Participating Interest (PI) 40% dan saham Freeport Indonesia sekitar 5,6%.

"Iya sudah diajukan ke Presiden," terang Fajar saat ditemui di Gedung DPR, Selasa (5/6).


Terdengar kabar, bahwa valuasi harga yang ditawarkan kepada Presiden Jokowi teramat besar. Yakni sekitar US$ 5 miliar. 

Namun, ketika dikonfirmasi, Fajar enggan berkomentar."Tidak, tidak (tidak boleh bicara)," ungkapnya.

Dengan valuasi harga yang ditawarkan oleh Inalum kepada Presiden Jokowi, nantinya keputusan atas harga tersebut akan diputuskan oleh Jokowi. "Iya Presiden (yang ambil keputusan)," tandasnya.

Asal tahu saja, ada lima lembaga keuangan yang mengeluarkan valuasi harga saham atas pembelian PI 40% Rio Tinto. Pertama, valuasi dari Morgan Stanley yakni sebesar US$ 3,6 miliar. Kedua, Deutsche Bank sebesar US$ 3,3 miliar. Ketiga valuasi dari HSBC US$ 3,85 miliar. Keempat valuasi dari UBS senilai US$ 4 miliar dan kelima valuasi dari RBC US$ 3,73 miliar.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan Inalum lebih memilih sikap untuk tidak terburu-buru ambil divestasi saham itu. "Untuk kita mending transaksi benar bukan terburu-buru tapi tidak benar. Takut sudah ngomong tapi tidak bisa tercapai," terangnya saat buka bersama dengan Media, di Financial Club, Graha Niaga, Jakarta, Senin (5/6).

Budi bilang negosiasi yang dilakukan saat ini sangat complicated. Sebab, negosiasi ini tidak hanya melibatkan Freeport Indonesia saja tetapi juga Rio Tinto selaku pemegang Participating Interest (PI) 40% yang akan diambil oleh Inalum dan akan dikonversi menjadi saham.

"Kompleksitasnya banyak. Tapi sekali lagi, significant milestone sudah cukup signifikan," terang Budi. 

Namun sayangnya, Budi masih enggan menjabarkan berapa valuasi harga yang sudah ditentukan oleh pihaknya untuk membeli PI Rio Tinto sebanyak 40% itu, juga sisa saham yang akan diambil dari Freeport Indonesia untuk memenuhi 51%. Alasannya karena terikat disclosure agreement baik kepada Rio Tinto maupun Freeport Indonesia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi