KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergejolak hingga ambles 3,33% sejak permulaan tahun 2023. Sampai dengan perdagangan Selasa (10/1), hanya ada dua sektor yang mencatatkan penguatan, salah satunya IDX sektor
consumer non-cyclicals. Ketika sembilan sektor lain memerah, sektor yang menaungi saham-saham barang konsumen primer ini masih bisa tumbuh 0,66%. Sejumlah analis pun menilai sektor barang konsumen primer sebagai pilihan investasi yang menarik pada tahun ini.
Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Rio Febrian melihat di tengah gejolak pasar saham dan kondisi ekonomi yang dibayangi ketidakpastian, pelaku pasar cenderung mencari saham tahan banting alias defensif. "Salah satu sektor yang rate defensif adalah
consumer non-cyclicals," ujar Rio kepada Kontan.co.id, Selasa (10/1).
Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani mengamini, sektor konsumen primer relatif tangguh terhadap efek resesi global maupun domestik. Lantaran emiten di sektor ini bergerak pada segmen perdagangan yang dibutuhkan masyarakat, sehingga kinerjanya ditaksir positif dalam jangka menengah hingga akhir tahun 2023. "Investor lebih milih menempatkan dana di saham sektor ini, di tengah ketidakpastian yang pasar sedang alami saat ini. Menurut saya sektor konsumen primer akan menjadi salah best performer di tahun 2023," sebut Arjun.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Untuk Teknikal Rebound Pada Rabu (11/1) Equity Research Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Desy Israhyanti menambahkan, katalis positif bagi emiten barang konsumen primer adalah kenaikan upah minimum yang bisa menjaga daya beli masyarakat. Ditambah dengan dimulainya tahun politik yang akan menggairahkan konsumsi. Di sisi lain, Rio menyoroti tren penurunan harga sejumlah komoditas energi dan bahan baku, termasuk minyak. Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) telah mendapat penyesuaian yang dapat menekan biaya emiten. "Sehingga, secara margin perusahaan
consumer non-cyclicals akan cenderung stabil," imbuh Rio. Rekomendasi Saham Dari sisi fluktuasi harga, Rio menilai sektor
consumer non-cyclicals cenderung stabil dibandingkan pergerakan IHSG. Di samping itu, sektor barang konsumen primer secara valuasi masih tergolong murah sehingga punya ruang yang cukup luas untuk tumbuh. Rio memberikan gambaran, valuasi sektor barang konsumen primer secara umum diperdagangkan pada
price to earnings ratio (PER) 13,70x. Lebih rendah dibandingkan rata-rata PER IHSG dari 2003 sampai 2022 sebesar 19,77x. Catatan Rio, valuasi sektor barang konsumen primer itu masih dihitung dengan posisi PER per November 2022. Adapun dengan menimbang harga penutupan Senin (9/1), Rio menyoroti sejumlah saham dengan valuasi yang terbilang murah dibandingkan rata-rata sektor ini.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Untuk Teknikal Rebound Pada Rabu (11/1) Saham pilihan Rio adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF) dengan PER 9,85x, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (
JPFA) dengan PER 8,47x, dan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (
SSMS) yang memiliki PER 7,20x. Sementara itu, Arjun menyoroti sejumlah saham yang tergolong
bluechips di sektor barang konsumen primer. Namun masih dalam
fair valued atau
undervalued, disertai dengan prospek bisnis yang cemerlang di tahun ini. Pertama, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Kalkulis Arjun, ICBP memiliki PER yang
fair valued sebesar 25,16x, namun secara
price to book value (PBV) cukup
undervalued sebesar 2,12x. Kedua, INDF yang secara PBV dan PER masih tergolong
undervalued, masing-masing 0,67x dan 8,87x. Ketiga, JPFA dengan PBV 1,17x dan PER 8,30x, yang menurut Arjun
undervalued dibandingkan rata-rata sektor konsumen primer dengan PBV 12,03x dan PER 25,72x. Arjun menilai ketiga saham tersebut layak dikoleksi. Target harga INDF ada di Rp 7.175 dengan
support Rp 6.550. Target harga ICBP berada pada area Rp 10.600 dengan
support Rp 9.900. Lalu, Rp 1.605 menjadi target harga JPFA dengan
support Rp 1.355.
Sedangkan Desy menyoroti emiten di segmen bisnis perkebunan dengan valuasi yang cenderung murah, rata-rata PER 7,94x. Saham yang bisa dilirik adalah PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (
LSIP) dengan 6,85x, SSMS sebesar 6,98x, dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) dengan PER 5,54x. Di jajaran emiten barang konsumen primer ini, Desy memberikan rekomendasi buy untuk saham INDF, LSIP, DSNG, JPFA, dan PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI). "Untuk emiten yang tergabung dalam klasifikasi konsumen primer kami masih optimis baik secara jangka pendek maupun hingga jangka panjang," tandas Desy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari