Valuasi murah, saham-saham ini belum tentu layak dikoleksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang 2018, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 3,61% hingga Jumat (7/12). Kondisi tersebut, turut menyeret beberapa emiten mengalami koreksi yang cukup dalam sepanjang tahun ini.

Beberapa di antaranya saham PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) yang sudah terkoreksi hingga 64,71% year to date (ytd), diikuti saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebanyak 51,85%, PT Matahari Departement Store Tbk (LPPF) koreksi 50,80% dan PT Global Mediacom Tbk (BMTR) yang terjun hingga 47,46%.

"Untuk dilirik tentu, karena secara valuasi mungkin sudah murah. Tapi untuk membeli, tentu ada pertimbangan dari sisi good corporate governance (GCG)," kata analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan, kepada Kontan.co.id, Jumat (7/12).


Dia mengatakan, beberapa emiten tersebut pernah mengalami ataupun diterpa isu terkait GCG. Tentunya, hal tersebut turut mempengaruhi kepercayaan investor.

"Dalam menilai saham suatu emiten, investor baiknya tidak hanya melihat dari sisi laporan keuangan maupun likuiditasnya saja, melainkan faktor GCG perlu menjadi pertimbangan," jelasnya.

Untuk itu, investor disarankan untuk berpikir dua kali sebelum menginvestasikan dananya di saham-saham yang sudah banyak terkoreksi sepanjang 2018. Sekalipun PER atau PBV emiten tersebut sudah relatif rendah, belum cukup untuk menjadi alasan kuat bagi investor untuk menginvestasikan dananya.

"Ada faktor psikologis yang mungkin membuat investor menahan dananya ke emiten tersebut, atau justru menarik dananya," ungkap Valdy.

Menurutnya, beberapa pemicu pelemahan harga saham saham tersebut, bisa jadi karena laporan keuangan yang tidak memuaskan, atau faktor penerapan GCG yang dinilai masih perlu ditingkatkan. Seperti, apakah GCG sudah lebih baik, sudah ada langkah konkrit dari emiten untuk meningkatkan kualitas GCG, serta upaya lain yang mampu mendorong kinerja keuangan semakin membaik.

"Sorry to say, belum ada (saham) yang bisa saya rekomendasi buy untuk saat ini. Kalaupun ada, BMTR masih cukup baik secara fundamental," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati