KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tindakan keras China terhadap industri teknologinya telah menggerus nilai pasar para perusahaan teknologi asal Tiongkok. Tencent jadi pecundang saham terbesar dunia pada bulan ini setelah nilai pasarnya terhapus US$ 170 miliar dan saham terpangkas 23% sepanjang Juli. Alibaba dan Meituan di posisi dua dan tiga, mengutip Bloomberg pada Kamis (29/7). Perusahaan yang berbasis di Shenzhen adalah salah satu korban utama dari kampanye resmi yang menargetkan beberapa raksasa teknologi negara yang dianggap berpotensi mengancam keamanan data dan stabilitas keuangan China. Aksi jual sahamnya meningkat awal pekan ini setelah Beijing memperluas pembatasan peraturan untuk memasukkan industri lain yang pernah terbang tinggi seperti pendidikan swasta. “Saya tidak melihat akhir dari tindakan keras regulasi. Keamanan data menjadi prioritas utama bagi para pembuat kebijakan di tahun-tahun mendatang. Ini adalah kenormalan baru. Penilaian harus disesuaikan untuk mengatasinya, terutama untuk raksasa teknologi seperti Tencent,” ujar Paul Pong, direktur pelaksana di Pegasus Fund Managers Ltd.
Valuasi raksasa teknologi China melorot gara-gara aksi keras Beijing
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Tindakan keras China terhadap industri teknologinya telah menggerus nilai pasar para perusahaan teknologi asal Tiongkok. Tencent jadi pecundang saham terbesar dunia pada bulan ini setelah nilai pasarnya terhapus US$ 170 miliar dan saham terpangkas 23% sepanjang Juli. Alibaba dan Meituan di posisi dua dan tiga, mengutip Bloomberg pada Kamis (29/7). Perusahaan yang berbasis di Shenzhen adalah salah satu korban utama dari kampanye resmi yang menargetkan beberapa raksasa teknologi negara yang dianggap berpotensi mengancam keamanan data dan stabilitas keuangan China. Aksi jual sahamnya meningkat awal pekan ini setelah Beijing memperluas pembatasan peraturan untuk memasukkan industri lain yang pernah terbang tinggi seperti pendidikan swasta. “Saya tidak melihat akhir dari tindakan keras regulasi. Keamanan data menjadi prioritas utama bagi para pembuat kebijakan di tahun-tahun mendatang. Ini adalah kenormalan baru. Penilaian harus disesuaikan untuk mengatasinya, terutama untuk raksasa teknologi seperti Tencent,” ujar Paul Pong, direktur pelaksana di Pegasus Fund Managers Ltd.