KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah saham diproyeksikan masih menjadi salah satu sektor yang masih memiliki valuasi menarik di semester II 2023. Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) mengalami pelemahan sebesar 2,76% dari awal tahun hingga paruh tahun 2023. Hal itu membuat beberapa saham emiten memiliki valuasi yang masih murah. Sebagai catatan, IHSG ditutup di posisi 6.661,87 pada akhir semester I 2023. Berdasarkan hasil riset Kontan, beberapa emiten dari berbagai sektor masih memiliki
price earning ratio (PER) yang masih murah alias masih di bawah 10.
Pada sektor energi, ada INDY yang memiliki PER 1,5, ADRO dengan PER 1,87, ITMG dengan PER 1,58, dan UNTR dengan PER 3,85. Dari sektor konsumer, ada INDF dengan PER 8,17. Dari sektor perbankan, ada BBNI dengan PER 8,74 dan BBTN dengan PER 4,96.
Baca Juga: IHSG Loyo di Semester I 2023, Mana Saham yang Valuasinya Masih Murah? Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan, pergerakan IHSG di semester I 2023 masih terbawa sentimen di tahun 2022. Mulai dari inflasi, invasi, kenaikan tingkat suku bunga, hingga potensi resesi. Meskipun ketidakpastian ekonomi dunia masih terlihat, namun Indonesia masih mampu untuk menghadapi ketidakpastian dengan solidnya fundamental dalam negeri. “Penerimaan pajak domestik masih berjalan sehat, sehingga menjadi daya tahan bagi perekonomian Indonesia dalam bertahan di tengah ketidakpastian,” ujarnya kepada Kontan, Senin (3/7). Selain itu, konsumsi dalam negeri mampu menjaga daya beli di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi. Secara
year to date (YTD), sektor yang masih menarik hingga saat ini adalah transportasi dan logistik,
consumer non-cyclicals, consumer cyclicals, property dan sektor
financial. “Sektor-sektor ini memang menjadi salah satu sektor yang bersinar, karena adanya stabilitas pemulihan ekonomi dan daya beli,” paparnya. Sektor telekomunikasi,
retail, barang konsumsi, transportasi dan logistik masih memiliki peluang untuk tetap bersinar pada tahun 2023. Misalnya, TLKM, EXCL, INDF, ICBP, UNVR, JSMR, RALS, LPPF, MAPI, ACES, dan AMRT. “Sektor perbankan juga masih menarik di tahun ini, seperti BBCA, BBNI, BBRI, dan BMRI,” tuturnya. Menurut Nico, ada potensi
upside untuk saham-saham tersebut, karena secara perhitungan valuasi masih berpotensi mengalami kenaikan. Selain itu, rangkaian kampanye Pemilu 2024 yaitu penentuan bursa capres dan cawapres juga akan mendatangkan sentimen positif di semester II 2023. Hal tersebut memberikan sebuah gambaran, sejauh mana pesta demokrasi mampu mempengaruhi pergerakan IHSG ke depannya.
Baca Juga: Didorong Diversifikasi, Intip Rekomendasi MTEL dari BRI Danareksa Sekuritas “Tidak hanya itu saja, stabilitas pemulihan ekonomi semakin diyakini dapat tercapai dengan Covid-19 yang sudah memasuki fase endemik,” ungkapnya. Nico merekomendasikan
buy untuk INDF dengan target harga Rp 8.800 per saham, ICBP Rp 12.900 per saham, AMRT Rp 3.150 per saham, dan MAPI Rp 2.050 per saham. Lalu, TLKM dengan target harga Rp 4.950 per saham, UNVR Rp 4.550 per saham, LPPF Rp 5.400 per saham, dan JSMR Rp 4.750 per saham. Dengan target harga tersebut,
potential upside dari INDF adalah 0,21%, ICBP sebesar 0,11%, AMRT 0,21%, dan MAPI 0,22%.
Kemudian,
potential upside dari TLKM adalah 0,23%, UNVR sebesar 0,05%, LPPF 0,66%, dan JSMR 0,24%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi