Valuasi Sudah Tinggi, Waspada Saat Barito Renewables (BREN) Lepas dari Suspensi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menghentikan sementara perdagangan saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). BEI pun sudah dua kali mengenakan suspensi kepada saham BREN di bulan Mei 2024.

Suspensi berlangsung di pasar reguler dan pasar tunai mulai 27 Mei 2024, yang berlaku sampai dengan pengumuman bursa lebih lanjut. Sebelumnya, BEI mengenakan suspensi pada saham BREN pada perdagangan 3 Mei 2024, yang dibuka kembali pada 6 Mei 2024.

BEI menggembok saham BREN akibat terjadi peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Sehingga BEI perlu melakukan cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi investor.


Harga saham BREN bergerak menanjak hingga bertengger di level Rp 11.250 per saham. Dalam tiga bulan terakhir, pergerakan harga saham BREN mengakumulasi kenaikan 131,96%, atau menanjak 50,50% jika diukur secara year to date.

Baca Juga: Saham Barito Renewables Energy (BREN) Dua Kali Kena Suspensi di Bulan Mei

Apabila dibandingkan harga penawaran saat Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 780 per saham, maka posisi BREN saat ini telah meroket 1.342,30%. Lonjakan harga itu membawa BREN menjadi saham dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di BEI dengan nilai Rp 1.505 triliun.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengamati lonjakan harga yang signifikan tersebut membuat valuasi saham BREN saat ini sudah sangat premium. Hitungan dia, Price to Earning ratio (PE) BREN secara trailing twelve month (TTM) sudah mencapai 417 kali.

Sedangkan dibandingkan dengan sisi ekuitasnya, BREN saat ini diperdagangkan pada level Price to Book Value (PBV) 200 kali. Jauh lebih tinggi ketimbang valuasi industrinya dengan rata-rata di kisaran PE 98 kali dan PBV 36 kali.

Dus, Miftahul melihat suspensi terhadap saham BREN merupakan hal yang wajar.

"Otoritas bursa melakukan cooling down pada saham BREN, dan memberikan waktu kepada para pelaku pasar untuk kembali mempertimbangkan sentimen yang ada di saham ini," kata Miftahul kepada Kontan.co.id, Senin (27/5).

Ketika nanti suspensi saham BREN dicabut, Miftahul menyarankan untuk wait and see terlebih dulu. Apalagi, biasanya saham yang baru dibuka dari suspensi akibat volatilitas tinggi memiliki kecenderungan untuk mengalami koreksi.

Jika tak terkena suspensi, saham BREN berpotensi terpapar sentimen dari rebalancing FTSE Russell. Saham BREN masuk ke dalam FTSE Global Equity Index kategori Large Cap, yang akan berlaku efektif mulai Senin, 24 Juni 2024.

 
BREN Chart by TradingView

Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy mengamati mayoritas saham yang masuk menjadi konstituen indeks global cenderung mengalami kenaikan harga. Terutama karena dorongan respons positif pelaku pasar mengantisipasi potensi aliran (inflow) dari investor asing.

Hanya saja, Abdul Haq mengingatkan kenaikan harga itu tidak berlangsung jangka panjang. Bahkan dalam beberapa kasus cenderung bersifat spekulatif dan euforia sesaat dari pelaku pasar. Setelah sentimen mereda, tren harga saham kembali pada fundamental atau prospek kinerja masing-masing emiten.

Pengamat pasar modal & Founder WH-Project William Hartanto menambahkan, analisa teknikal menjadi faktor krusial dalam menentukan momentum yang tepat untuk koleksi atau profit taking.

Terutama untuk saham yang sudah terbang tinggi dalam jangka waktu cukup lama seperti BREN, yang membuat tingkat risiko semakin tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari