KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (
HRUM) membukukan kinerja positif sepanjang 2020. Emiten tambang batubara ini berhasil mencetak laba bersih sebesar US$ 59,0 juta di tahun lalu. Asal tahu saja, realisasi tersebut melesat 218% dari laba bersih tahun 2019 yang hanya US$ 18,50 juta. Analis BRI Danareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri mengatakan, capaian ini didukung oleh perubahan nilai wajar investasi di saham Nickel Mines Limited (NIC). Apresiasi harga saham NIC sejak diakuisisi
HRUM menyebabkan perubahan nilai wajar aset keuangan atas investasi sebesar US$ 46 juta pada tahun 2020.
Padahal, secara operasional
HRUM melaporkan penurunan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) sebesar 42,1% yoy menjadi US$ 21,9 juta di tahun lalu. Ada sejumlah faktor yang membuat penurunan EBITDA ini, diantaranya volume penjualan batubara menurun 32,0% yoy. Selain itu, harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) juga melemah 13,3% yoy. Jika tidak memasukkan penambahan, nilai wajar dari penyertaan saham (
gain), laba inti yang dilaporkan
HRUM turun 68,1% yoy. Secara keseluruhan, capaian laba bersih
HRUM berada di atas ekspektasi BRI Danareksa Sekuritas, sedangkan laba intinya berada di bawah perkiraan, yakni hanya mencerminkan 47% dari perkiraan. Capaian ini juga berada di bawah perkiraan konsensus.
Baca Juga: Harum Energy (HRUM) raup US$ 46,5 juta dari penyertaan di saham perusahaan nikel Stefanus menilai, produksi yang lebih tinggi dan harga batubara yang solid dapat meningkatkan pendapatan
HRUM di tahun 2021. Perusahaan ini telah menunjukkan perkembangan positif di area pertambangan batubara utama miliknya, yakni Mahakam Sumber Jaya (MSJ). Volume pemindahan
overburden (OB) dan volume pengangkutan batubara di Mahakam Sumber Jaya diharapkan bisa meningkat pada kuartal I-2021, dengan volume yang jauh lebih meningkat di kuartal kedua ini. Sementara itu, operasi di Karya Usaha Pertiwi (KUP) diperkirakan akan mengalami penurunan volume pada kuartal pertama 2021 karena cuaca yang tidak mendukung, sebelum akhirnya produksi batubara meningkat pada kuartal kedua 2021 dan semester kedua 2021.
“Mengingat harga batubara yang solid belakangan ini, serta ekspektasi harga batubara yang lebih baik di masa mendatang, kami memperkirakan perusahaan akan membukukan pendapatan yang lebih tinggi pada tahun 2021,” tulis Stefanus dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Rabu (7/4). Harga batubara yang solid di kuartal pertama dan ekspektasi pemulihan produksi batubara di semester pertama memang akan meningkatkan pendapatan HRUM di tahun 2021. Namun, mengingat harga saham telah menguat melebihi aspek fundamentalnya, serta sahamnya yang diperdagangkan dengan valuasi yang mahal, BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi jual
HRUM dengan target harga Rp 2.500.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari