KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja emiten properti diprediksi masih diselimuti banyak sentimen negatif pada tahun 2023 ini. Salah satu faktor pemberat sektor properti adalah ketidakpastian ekonomi global. Selain itu, tren kenaikan suku bunga acuan juga masih membayangi. Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai, tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dan inflasi bisa menghambat kinerja emiten properti.
Terutama, pengembang yang konsumennya membeli properti lewat kredit pemilikan rumah (KPR).
Baca Juga: Inilah Saham Properti Harga Murah & Punya Prospek Cerah Tahun 2023 Analis MNC Sekuritas Muhamad Rudy Setiawan mengatakan pengembang properti menghadapi risiko target pendapatan pra penjualan (
marketing sales) tak tercapai. Potensi itu muncul seiring adanya beberapa tantangan, berupa ketidakstabilan geopolitik, gangguan rantai pasokan dan inflasi yang meningkatkan biaya hidup. Situasi ini akan menggerus daya beli masyarakat untuk membeli properti. Pemerintah juga tidak punya rencana melanjutkan insentif pajak pertambahan nilai (PPN DTP) yang telah berakhir September 2022. "Penjualan properti tahun ini kira-kira berada di level yang sama seperti tahun lalu," ujar Rudy.
Baca Juga: Dibayangi Sentimen Positif dan Negatif, Cek Rekomendasi Analis Sektor Ritel di 2023 Meski begitu, menurut Jono, saham-saham properti masih layak dikoleksi. Alasannya, saat ini banyak saham emiten properti bervaluasi murah. Ini bisa jadi peluang bagi investor mulai mencicil masuk ke saham properti dalam jangka panjang. Sementara itu, analis Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian melihat, beberapa saham emiten properti memiliki
price earning ratio (PER) di bawah rata-rata sektor properti, yang ada di 17 kali.
Untuk itu, Fajar merekomendasikan beli beberapa saham emiten properti, yakni
PWON,
BSDE,
CTRA dan
SMRA. Kinerja emiten tersebut juga masih kinclong.
Baca Juga: Valuasi Sudah Murah, Begini Rekomendasi Saham Properti Ini tercermin pada laporan keuangan emiten di kuartal III-2022 yang mengalami peningkatan top line dan bottom line. Sedangkan Jono merekomendasikan beli saham
CTRA dan
PWON dengan target harga masing-masing Rp 1.350 dan Rp 600 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli