KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah gagal menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pekan perdana bulan Desember. Sentimen negatif bertubi-tubi datang dari varian virus omicron dan pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang hawkish. Mengutip Bloomberg, Jumat (3/12), rupiah melemah 0,15% ke Rp 14.420 per dolar AS. Dalam sepekan rupiah bergerak melemah 0,43%. Alwi Assegaf, analis Gobal Kapital Investama mengatakan aset berisiko seperti rupiah ditinggalkan investor setelah varian virus omicron muncul. "Ada pelarian dana dari aset berisiko ke safe haven seperti dolar AS disaat sentimen omicron muncul," kata Alwi, Jumat (3/12). Selain itu, rupiah juga tertekan setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan dalam senat, inflasi AS tidak lagi dinilai sementara, melainkan dapat bertahan lama. Dengan begitu, AS berpotensi mempercepat proses tapering off dan menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat dari yang pelaku pasar perkirakan.
Varian baru Covid-19 turut menekan rupiah sepekan terakhir
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah gagal menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pekan perdana bulan Desember. Sentimen negatif bertubi-tubi datang dari varian virus omicron dan pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang hawkish. Mengutip Bloomberg, Jumat (3/12), rupiah melemah 0,15% ke Rp 14.420 per dolar AS. Dalam sepekan rupiah bergerak melemah 0,43%. Alwi Assegaf, analis Gobal Kapital Investama mengatakan aset berisiko seperti rupiah ditinggalkan investor setelah varian virus omicron muncul. "Ada pelarian dana dari aset berisiko ke safe haven seperti dolar AS disaat sentimen omicron muncul," kata Alwi, Jumat (3/12). Selain itu, rupiah juga tertekan setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan dalam senat, inflasi AS tidak lagi dinilai sementara, melainkan dapat bertahan lama. Dengan begitu, AS berpotensi mempercepat proses tapering off dan menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat dari yang pelaku pasar perkirakan.