Varian Delta jadi penyebab lebih dari 80% kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Pakar penyakit menular Amerika Serikat, Anthony Fauci mengatakan varian Delta dari corona virus menjadi penyebab lebih dari 80% kasus baru Covid-19 AS. Akan tetapi, vaksin tetap lebih dari 90% efektif dalam mencegah rawat inap dan kematian.

Dalam sidang Senat AS yang dilaksanakan pada Selasa (20/7), terdapat statemen tajam dari Partai Republik Rand Paul kepada Senator AS, di mana Fauci dituduh berbohong tentang Institut Kesehatan Nasional yang menyediakan dana untuk penelitian di Institut Virologi Wuhan China.

Dikutip dari Reuters, Senator dari Kentucky yang telah berdebat dengan Fauci selama beberapa kesempatan diskusi terkait pandemi, menuduh bahwa penelitian tersebut mungkin berperan dalam mengembangkan virus corona baru di Lab Wuhan. Paul berujar kepada Fauci jika tertangkap berbohong kepada Kongres, maka akan dikenakan hukuman lima tahun, dan Fauci membantah ujaran itu.


Asal usul virus corona baru telah menjadi isu partisan yang memanas di Amerika Serikat, dan Partai Republik mendesak penyelidikan lebih lanjut terkait dugaan virus itu dikembangkan di laboratorium di Wuhan, China.

Baca Juga: Gara-gara corona, angka harapan hidup di AS anjlok ke level terendah sejak 2003

Pada akhir Mei, Biden meminta para bawahannya untuk menyelidiki asal-usul virus dan melaporkan kembali kepadanya dalam waktu 90 hari. Teori yang lebih umum adalah bahwa virus itu berasal dari hewan, mungkin kelelawar, dan ditularkan ke manusia.

Varian Delta yang lebih menular pertama kali ditemukan di India awal tahun ini. Sejak itu varian ini menjadi versi virus yang dominan di Amerika Serikat dan banyak negara lain. Varian Delta telah terdeteksi di lebih dari 90 negara di seluruh dunia.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS Rochelle Walensky mengatakan, kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat rata-rata 239 jiwa per hari selama seminggu terakhir, hampir 48% lebih tinggi dari minggu sebelumnya.

Pejabat Direktur Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS, Janet Woodcock mengatakan dalam sidang senat bahwa negara-negara bagian harus terus menyimpan persediaan vaksin yang tidak terpakai, karena produsen sedang bekerja untuk menentukan masa simpan vaksin mereka. 

Sejumlah besar persediaan vaksin AS yang tidak terpakai akan kedaluwarsa dalam beberapa minggu mendatang jika masa simpan tidak diperpanjang.

“CDC sedang meninjau data dari beberapa kelompok orang yang divaksinasi untuk menentukan berapa lama perlindungan dari suntikan covid-19 berlangsung, dan akan menggunakan informasi itu untuk menentukan peran potensial suntikan booster tambahan,” tutup Fauci.

Selanjutnya: Varian Delta dapat menyebabkan wabah hiperlokal, apa itu?

Editor: Herlina Kartika Dewi