Vatikan pertimbangkan tahbiskan pria menikah jadi Imam di wilayah Amazon



KONTAN.CO.ID - VATIKAN CITY. Sebuah dokumen Vatikan pada hari Senin menyebut Gereja harus mempertimbangkan pria yang sudah menikah menjadi imam di daerah terpencil seperti di Amazon. Bila hal ini benar, maka dokumen ini akan menjadi perubahan bersejarah dalam Gereja Katolik, karena dapat membuka jalan bagi daerah lain, dimana jumlah klerus atau pastor sedikit atau langka.

Mengutip Reuters, Senin (17/6), rekomendasi yang terkandung dalam dokumen kerja yang disiapkan oleh Vatikan tersebut akan dibahas dalam sinode para uskup dari Amazon yang dijadwalkan pada Oktober mendatang. Dokumen tersebut juga menyerukan agar memberi kesempatan pelayanan resmi bagi wanita di daerah itu, meskipun tidak dijelaskan lebih rinci seperti apa mekanisme teknisnya.

Kutipan ini merupakan penyebutan paling langsung dalam dokumen Vatikan tentang kemungkinan adanya pastor yang menikah, meskipun terbatas, dan memberi peran pastoral yang lebih besar bagi wanita di suatu wilayah di dunia.


Dokumen ini juga berbicara soal kemungkinan menahbiskan mereka yang dikenal dalam istilah "viri probati", sebuah istilah latin yang merujuk pada para pria yang telah menikah di saat mereka ditahbiskan menjadi seorang diakon, imam atau uskup.

Ini semua dilakukan untuk menangani kekurangan imam. Mereka umumnya yang sudah lanjut usia, anggota yang punya peran luar biasa dalam sebuah Komunitas Katolik setempat dan dengan keluarga yang sudah dewasa.

"Sementara menegaskan bahwa selibat merupakan hadiah dari Gereja, ada permintaan bahwa untuk daerah-daerah yang paling terpencil di wilayah itu, (Gereja) mempelajari kemungkinan menganugerahkan penahbisan imamat bagi pria lanjut usia, lebih disukai anggota masyarakat adat, dihormati dan diterima komunitas masyarakat," bunyi salah satu kutipan dari dokumen tersebut.

Sinode yang berlangsung di Vatikan pada 6-27 Oktober mendatang akan melibatkan para uskup dan perwakilan lainnya, termasuk masyarakat adat dari Brasil, Bolivia, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, Guyana, Suriname dan Guyana Prancis.

Pada akhir konferensi mereka, pada peserta akan memberikan suara pada berbagai artikel dalam dokumen akhir, yang kemudian akan diserahkan kepada Paus Fransiskus. Kemudian Paus akan memutuskan apakah akan menjadikannya sebuah anjuran/nasihat apostolik (apostolic exhortation) yang didasarkan pertemuan sinode.

Editor: Noverius Laoli