KONTAN.CO.ID - HANOI. Pada Kamis (18/7/2024), Vietnam mengajukan klaim kepada PBB atas perpanjangan landas kontinen (ECS) di Laut China Selatan. Langkah ini dilakukan selang sebulan setelah tetangga regionalnya, Filipina, melakukan tindakan serupa. Mengutip
Reuters yang melansir pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Vietnam, Hanoi meminta untuk memperluas landas kontinen melebihi 200 mil laut dari garis dasar yang relevan di perairan teritorialnya.
Pengajuan tersebut juga menegaskan kembali kedaulatan Vietnam atas kepulauan Hoang Sa (Paracel) dan Truong Sa (Spratly), yang menurutnya sesuai dengan hukum internasional. China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, termasuk sebagian yang diklaim oleh Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan, dan Vietnam. Bagian dari jalur perairan strategis tersebut, yang menjadi jalur perdagangan senilai US$ 3 triliun setiap tahunnya, diyakini kaya akan cadangan minyak dan gas alam, serta stok ikan. China mengatakan pihaknya dengan tegas menentang pengajuan Vietnam dan telah mengajukan pernyataan serius kepada pihak Vietnam.
Baca Juga: Ini Cara Filipina dan China untuk Menangani Pertikaian di Laut China Selatan “Klaim Vietnam yang relevan mencakup sebagian Kepulauan Nansha China, melanggar kedaulatan teritorial serta hak dan kepentingan maritim China,” kata Lin Jian, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
Kementerian Luar Negeri Vietnam mengatakan pihaknya juga mengirimkan catatan lisan kepada Sekretaris Jenderal PBB untuk menyatakan posisi Vietnam mengenai pengajuan serupa yang diajukan oleh Filipina bulan lalu. Sebagai tanggapan, Filipina menyatakan siap untuk terlibat dengan Vietnam dalam upaya mencapai solusi yang saling menguntungkan terhadap masalah Laut China Selatan, sesuai dengan hukum internasional.
Baca Juga: Filipina Minta Pengakuan Klaim Laut China Selatan ke PBB, Malaysia dan Vietnam Ngamuk Menurut pernyataan tersebut, ini adalah pengajuan ECS yang ketiga kalinya oleh Vietnam, termasuk pengajuan sehubungan dengan Wilayah Utara Laut China Selatan, atau Laut Timur Vietnam, dan pengajuan bersama dengan Malaysia sehubungan dengan bagian selatan wilayah tersebut pada tahun 2009.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie