Vietnam batasi ekspor, harga kopi bisa melambung



JAKARTA. Meski saat ini harga kopi internasional mulai melandai, tapi bukan berarti pamor harga kopi sudah turun. Bahkan, ke depan tampaknya harga kopi justru akan semakin mewangi.Berdasarkan data Bloomberg, harga kopi robusta untuk pengiriman Maret 2011 di Bursa London Selasa (25/1) ada di level US$ 2.123 per ton. Harga ini sedikit melorot ketimbang rekor tertingginya yang sebesar US$ 2.167 per ton (12/1) lalu. Sedangkan untuk kopi arabika di Bursa ICE Futures New York untuk pengiriman yang sama harganya ada di level 2,3730 sen dolar per pound. Meski harga kopi internasional saat ini sedikit terkoreksi, tapi ke depan peluang harga kopi untuk naik masih lumayan tinggi. Pasalnya, Vietnam, produsen kopi robusta terbesar di dunia tahun ini berniat untuk membatasi ekspor kopinya, setidaknya menjadi hanya 1 juta ton. Ketua Asosiasi kopi dan Kakao Vietnam Luong Van Tu dalam laporan media massa Vietnam seperti dikutip Bloomberg Selasa (25/1) mengatakan, Vietnam seharusnya membatasi ekspor kopinya untuk bisa mendongkrak harga. Jumlah ekspor kopi ini lebih rendah ketimbang ekspor kopi Vietnam tahun 2010 lalu yang mencapai 1,1 juta ton.Lagi pula, berdasarkan laporan tersebut, dalam 10 tahun mendatang sekitar 25% - 30% areal tanaman kopi di Vietnam membutuhkan peremajaan, karena usianya yang sudah tua. Tentu saja, ini bisa mengurangi produktivitas tanaman kopi di Vietnam.Sekretaris Jenderal Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Rachim Kaitabrata bilang, pembatasan ekspor kopi oleh vietnam otomatis akan mendongkrak harga kopi internasional. Apalagi, Vietnam adalah eksportir kopi robusta terbesar di dunia. "Tanpa dibatasi ekspornya pun harga kopi tahun ini akan naik, sebab permintaannya terus meningkat," ujarnya kepada KONTAN Selasa (25/1).Rachim menambahkan, akibat cuaca ekstrem, produksi kopi melorot. Data Penelitian dan Pengembangan (Lit bang) Asosiasi Eksportir kopi Indonesia (AEKI) Lampung menunjukkan, hingga akhir tahun 2010, produksi kopi tidak akan melebihi 250.000 ton. Sampai November 2010 lalu, produksi kopi baru tercatat 215.000 ton. Padahal, di 2009, produksi bisa mencapai 340.000 ton. Itu artinya, terjadi penurunan sekitar 26%. Selama ini, Lampung memberikan kontribusi sekitar 85% dari total produksi kopi nasional. Sebelumnya, Luong Van Tu bilang, tahun 2010 lalu, produksi kopi Vietnam turun sebesar 20% dari produksi tahun 2009 yang mencapai 1,1 juta ton. "Curah hujan yang tinggi membuat tanaman kopi gagal berbuah," ujar Van Tu beberapa waktu lalu. Rachim mengungkapkan, kenaikan harga kopi internasional secara otomatis akan mengerek harga kopi di dalam negeri. Bahkan, di dalam negeri harga kopi sudah mulai naik.

Berdasarkan laporan yang ada di situs Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) menyatakan harga kopi bubuk di Palembang sudah mulai meningkat. Pekan ini, harga kopi bubuk di Palembang sebesar Rp 16.000 per kg, naik ketimbang pekan lalu yang ada di level Rp 15.000 per kg.Sementara itu, harga kopi arabika di Sumatra mencapai Rp 44.000 - Rp 46.000 per kg. Ini terjadi karena pada tahun 2010 lalu terjadi penurunan produksi kopi jenis ini hingga 40%. Penguatan harga kopi lokal dan ekspor ini diperkirakan masih akan berlanjut karena penurunan produksi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini