Wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona terbaru masih terus merebak. Hingga hari ini, kasus virus Corona telah dilaporkan di sedikitnya 76 negara, termasuk Indonesia, dan menelan lebih dari 3.100 korban jiwa. Dampak dari wabah yang disebut WHO sebagai darurat global ini dirasakan juga di pasar modal di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Sejak menyebarnya wabah virus corona terbaru, indeks harga saham gabungan (IHSG) terus mengalami gempuran. IHSG semakin terbenam pada Senin, 2 Maret 2020, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua orang WNI yang positif terjangkit virus Corona. Indeks ditutup melemah 1,68 persen ke posisi 5.361,25 pada perdagangan sore setelah menderita penurunan tajam hingga 7,3% selama sepekan sebelumnya. Minggu lalu, pasar saham global juga terpukul telak hingga terkoreksi lebih dari 4%, yang merupakan pelemahan indeks terburuk sejak 2011. Dengan kondisi seperti itu, tak heran jika investor pun mulai melirik instrumen lainnya sebagai upaya menghindari kerugian dan meminimalisir risiko. Selain deposito dan obligasi, peer to peer (P2P) lending menjadi salah satu pilihan populer bagi mereka yang ingin menumbuhkan aset. Ini karena P2P lending menawarkan potensi imbal hasil yang tak kalah menarik jika dibandingkan dengan deposito dan obligasi. Tak hanya itu, tingkat imbal hasil P2P lending juga bebas dari fluktuasi karena tidak dipengaruhi oleh pergerakan harga di pasar investasi.
Virus Corona Guncang Pasar Saham, Ini Cara Lain untuk Tumbuhkan Aset
Wabah penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus Corona terbaru masih terus merebak. Hingga hari ini, kasus virus Corona telah dilaporkan di sedikitnya 76 negara, termasuk Indonesia, dan menelan lebih dari 3.100 korban jiwa. Dampak dari wabah yang disebut WHO sebagai darurat global ini dirasakan juga di pasar modal di berbagai negara, tak terkecuali Indonesia. Sejak menyebarnya wabah virus corona terbaru, indeks harga saham gabungan (IHSG) terus mengalami gempuran. IHSG semakin terbenam pada Senin, 2 Maret 2020, setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua orang WNI yang positif terjangkit virus Corona. Indeks ditutup melemah 1,68 persen ke posisi 5.361,25 pada perdagangan sore setelah menderita penurunan tajam hingga 7,3% selama sepekan sebelumnya. Minggu lalu, pasar saham global juga terpukul telak hingga terkoreksi lebih dari 4%, yang merupakan pelemahan indeks terburuk sejak 2011. Dengan kondisi seperti itu, tak heran jika investor pun mulai melirik instrumen lainnya sebagai upaya menghindari kerugian dan meminimalisir risiko. Selain deposito dan obligasi, peer to peer (P2P) lending menjadi salah satu pilihan populer bagi mereka yang ingin menumbuhkan aset. Ini karena P2P lending menawarkan potensi imbal hasil yang tak kalah menarik jika dibandingkan dengan deposito dan obligasi. Tak hanya itu, tingkat imbal hasil P2P lending juga bebas dari fluktuasi karena tidak dipengaruhi oleh pergerakan harga di pasar investasi.