Virus corona mengancam, Ifishdeco (IFSH) berharap insentif dari pemerintah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyebaran virus Corona yang cukup masif belakangan ini pelan tapi pasti berdampak pada bisnis perusahaan-perusahaan tambang mineral, salah satunya PT Ifishdeco Tbk (IFSH).

Sekretaris Perusahaan Ifishdeco Christo Pranoto menyebut, beberapa insentif dari pemerintah bisa menjadi angin segar bagi industri tambang mineral. Misalnya, insentif berupa dukungan pendanaan dan pengurangan suku bunga pinjaman.

“Ini mengingat kondisi bisnis terkait nikel yang menurun dan adanya penundaan terhadap proyek smelter,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (25/3).


Baca Juga: Terdampak virus corona, Ifishdeco (IFSH) buka peluang revisi target produksi nikel

Secara umum, Christo menilai belum terlihat dampak wabah virus corona terhadap permintaan bijih nikel secara signifikan. IFSH pun masih melakukan kegiatan produksi dan penjualan bijih nikel ke smelter-smelter dalam negeri.

Catatan Kontan, IFSH membidik produksi ore nikel sebesar 2,3 juta ton di tahun ini. Dengan begitu, tiap bulan IFSH akan memproduksi ore nikel sekitar 191.000 ton.  

Hanya saja, jika wabah virus corona berlangsung lama, dikhawatirkan pemilik smelter akan mengurangi permintaan pengolahan bijih nikel. Permintaan dunia terhadap produk olahan nikel ataupun stainless steel juga berpotensi turun.

Christo juga mengaku, operasional smelter IFSH yang dikelola anak usahanya PT Bintang Smelter Indonesia (BSI) mulai terpapar efek virus corona.

Smelter ini sejatinya memproduksi Nickel Pig Iron (NPI) dari fasilitas Blast Furnace. Namun, pengerjaan produksi di smelter tersebut terhambat akibat larangan masuknya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China seiring pandemi virus corona.

Baca Juga: Duh, proyek Smelter Ifishdeco (IFSH) terhambat wabah corona

Pengerjaan proyek smelter berteknologi Rotary Kin Electric Furnace (RKEF) milik IFSH juga terhambat akibat virus corona.

Dalam jangka pendek, IFSH masih akan fokus pada produksi dan penjualan bijih nikel di pasar domestik agar perputaran bisnis dan likuiditas perusahaan tetap terjaga. Di samping itu, perusahaan ini juga melakukan berbagai efisiensi produksi bijih nikel untuk mengurangi dampak virus corona.

“Kami juga berupaya mencari pendanaan untuk membiayai proyek RKEF,” tambah Christo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari