Virus corona menghancurkan pabrik-pabrik Asia



KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pabrik-pabrik Asian terpukul sepanjang Februari akibat virus corona. China mengumumkan kontraksi manufaktur pada bulan lalu, purchasing managers' index (PMI) manufaktur turun di tengah pembatasan perjalanan.

Penurunan aktivitas pabrik di China ini pun terjadi di sejumlah negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan. PMI Jepang menunjukkan aktivitas pabrik mencatat penurunan paling tajam dalam empat tahun terakhir. "Penurunan aktivitas manufaktur akan berdampak signifikan pada perdagangan," kata analis Capital Economics dalam riset yang dikutip Reuters.

Data terpisah dari Jepang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan memangkas belanja modal untuk pabrik dan peralatan di kuartal terakhir tahun lalu. "Prospek jangka pendek sektor industri Jepang tampak sangat suram," kata Joe Hayes, ekonom IHS Markit dalam survei.


Aktivitas manufaktur Korea Selatan pun mencatat penurunan tajam di bulan Februari. Pesanan ekspor turun dalam laju paling kencang dalam enam tahun terakhir.

Baca Juga: Belajar dari Singapura, ini cara melindungi diri dan keluarga Anda dari virus corona

Aktivitas pabrik di Vietnam dan Taiwan, dua negara kunci pada rantai pasok teknologi global juga menyusut ke wilayah kontraksi dari bulan Januari yang masih tumbuh. Di antara negara-negara Asia yang kurang bergantung pada perdagangan, pertumbuhan sektor manufaktur India turun tipis dari level tertinggi dalam delapan tahun. Sedangkan sektor pabrik Indonesia kembali mencatat pertumbuhan.

Angka manufaktur yang suram ini memicu spekulasi bahwa para pembuat kebijakan akan meluncurkan respons yang terkoordinasi untuk menahan kerusakan lebih lanjut. Ekspektasi tersebut menahan penurunan bursa saham Asia di hari Senin.

Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda berjanji untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menstabilkan pasar yang tersentak akibat virus corona. Di Australia, regulator keuangan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas dampak ekonomi wabah virus corona.

Baca Juga: Dua WNI terinfeksi corona, IHSG langsung anjlok 1,02% ke bawah 5.400

Sementara China telah menyuntikkan sejumlah besar likuiditas untuk menopang kepercayaan pasar. People's Bank of China juga menyerukan kepada perbankan untuk membantu perusahaan-perusahaan yang kesulitan membayar kembali, dengan memberikan pinjaman dan kelonggaran.

"Pemangkasan suku bunga hanya membantu sedikit dengan meringankan biaya layanan utang. Tapi tidak banyak membantu memecahkan masalah yang lebih besar dari gangguan arus kas," kata Rob Carnell, kepala ekonomi Asia Pasifik di ING Singapura.

Baca Juga: Aktivitas pabrik di China merosot ke rekor terendah akibat virus corona

Carnell mengatakan, di sinilah pinjaman khusus BoJ diperlukan dan saran PBOC agar bank melonggarkan keterlambatan pembayaran pinjaman lebih penting.

Editor: Wahyu T.Rahmawati