Virus corona paling mudah menular pada kondisi ini, pakai masker dengan benar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Virus corona baru paling mudah menular pada kondisi ruangan tertutup, pertemuan tatap muka langsung lebih dari 15 menit, serta berinteraksi jarak dekat.

Atau, kondisi seperti berada di keramaian, melakukan aktivitas yang membuka risiko penyebaran percikan droplet, misalnya, bernyanyi, berbicara, dan tertawa.

Serta, situasi yang membuat Anda tidak memakai masker semisal saat makan bersama.


Satu kondisi tersebut sudah meningkatkan risiko penularan. Apalagi, kalau merupakan kombinasi dari kondisi-kondisi itu.

"Maka, penggunaan masker dengan benar dan konsisten adalah protokol kesehatan paling minimal yang perlu diterapkan semua orang saat ini, tanpa terkecuali," kata juru bicara Pemerintah untuk COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro, Sabtu (3/7), dikutip dari Covid19.go.id.

Baca Juga: Aksi nyata kecil ini bisa bantu kendalikan penularan COVID-19

Dia menyebutkan, jenis masker yang lebih baik dalam melindungi dari virus adalah masker bedah sekali pakai dan lebih baik lagi masker N95. 

Hanya, dr Reisa bilang, untuk saat ini penggunaan masker sekali pakai sebanyak dua lapis merupakan pilihan yang terbaik. Tujuannya, menurunkan risiko droplet atau percikan air masuk ke rongga mulut dan hidung.

Caranya, “Pertama bersihkan tangan terlebih dahulu, gunakan masker bedah sebagai lapisan pertama. Pastikan kawat tipis yang terdapat di bagian atas masker bedah ditekan ke arah wajah sehingga bentuknya mengikuti bentuk hidung," ujarnya. 

Kemudian, lapisi dengan masker kain yang terdiri dari tiga lapis kain.

Dr Reisa menambahkan, pakailah masker kain yang ukurannya pas. Pastikan tali atau karet masker kain dikaitkan dengan baik pada telinga atau diikat di bagian belakang kepala. 

Baca Juga: Jadi syarat perjalanan, begini cara unduh sertifikasi vaksinasi COVID-19

Coba embuskan napas dan rasakan, apakah masih ada udara yang mengalir dari sisi atas dan sisi samping masker. "Bila masih ada, atur kembali posisi dan kekencangan masker," imbuh dia.

Pastikan, tetap bisa bernapas dengan nyaman dan tidak merasa pusing atau berkunang-kunang karena pemakaian dua masker ini. 

Menurut dr Reisa, ganti setiap empat jam sekali dan hanya buka bila tidak ada orang lain yang berjarak dua meter. Kemudian, selalu cuci tangan sebelum dan sesudah membuka masker.

Masker bedah harus dibuang setelah sekali pakai, meski ditutupi masker kain. Sementara masker kain masih bisa digunakan kembali, tetapi harus dicuci terlebih dulu sampai bersih.

Selain memakai masker, dr Reisa menagatakan, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer haruslah dilakukan berulang kali, terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain, seperti gagang pintu atau pegangan tangga. 

Baca Juga: 12 Obat Covid-19 sudah diberi izin BPOM, ini daftarnya

Menyentuh daerah wajah dengan tangan perlu dihindari. “Dan ingat, pakai hand sanitizer bukan asal basah atau asal semprot. Tetap lakukan enam langkah seperti mencuci tangan dengan air dan sabun. Pastikan merata ke semua bagian tangan dan jari-jari," tegasnya.

Dan, mencuci tangan dengan sering bisa membunuh ribuan kuman yang ada di tangan. Bukan saja terlindungi dari COVID-19, juga dari bakteri dan virus lainnya yang saat ini juga masih ada.

Dan tak kalah penting, dr Reisa meminta masyarakat untuk beraktivitas dari rumah saja. Berinteraksi hanya dengan orang-orang yang tinggal serumah adalah pilihan paling aman. 

Jika harus meninggalkan rumah, maka upayakan jarak minimal dua meter dalam berinteraksi dengan orang lain.

Kalaupun harus kontak dengan orang lain, perhatikan ventilasi udara, durasi, dan jarak interaksi untuk meminimalkan risiko penularan. Usahakan di ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang bagus. 

"Jangan berlama-lama, to the point langsung ke inti interaksi atau percakapan dan selalu jaga jarak," kata dr Reisa.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Ini cara yang benar pakai masker dobel, bisa cegah varian baru virus corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan