Virus corona semakin menyebar, penyakit X yang lebih menular akan menyerang manusia



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pandemi Covid-19 belum berakhir. Jumlah kasus positif corona malah semakin banyak. Kini ada penyakit baru yang lebih berbahaya dan bisa menjadi pandemi, yakni penyakit X.

Para ahli memperkirakan pandemi Covid-19 bukan pandemi yang terakhir di bumi. Menurut mereka akan ada pandemi baru setelah Covid-19. Dokter yang menemukan virus Ebola, Profesor Jean-Jacques Muyembe Tamfum, memperingatkan bahwa virus mematikan baru akan menyerang umat manusia karena petugas medis mengkhawatirkan Disease X atau Penyakit X baru.

Dia mengatakan akan ada virus baru dan berpotensi fatal muncul dari hutan hujan tropis Afrika. "Kami sekarang berada di dunia di mana patogen baru akan keluar. Dan itulah yang merupakan ancaman bagi kemanusiaan," katanya kepada CNN, 22 Desember 2020.


Tak hanya itu, profesor emeritus pengobatan darurat di Universitas Arizona di Amerika Serikat, Dr Kenneth Iserson, juga mengatakan hal serupa. "Dunia sudah melihat sejumlah penyakit baru yang berpotensi berkembang menjadi Penyakit X," kata Dr Iserson kepada The Straits Times, 31 Desember 2020.

Baca juga: Cara mengaktifkan kartu BPJS Kesehatan yang nonaktif

Apa itu penyakit X?

Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menjelaskan bahwa penyakit X itu merujuk pada penamaan penyakit yang belum diketahui. Dia mengatakan "X" dalam bahasa Inggris sering dikaitkan dengan sesuatu hal yang belum diketahui jenisnya maupun asal muasal.

"Ini penyakit yang berpotensi menjadi pandemi yang dahsyat yang bisa menyebabkan kematian, cepat menular, nah itu disebut dengan penyakit X," katanya pada Kompas.com, Minggu (3/1/2021).

Dicky mengatakan WHO sudah menggunakan istilah ini sejak 2015. Saat itu disampaikan bahwa setidaknya di bumi ada sekitar 1,6 juta virus yang belum diketahui. Dari jumlah itu setidaknya 827.000-an virus bisa menginfeksi manusia.

Dari 827.000-an itu pula para peneliti baru bisa mengetahui atau mengenali 263 virus. "Artinya 99,9 persen virus yang bisa menjadi ancaman pandemi itu belum kita ketahui," imbuhnya.

Editor: Adi Wikanto