KONTAN.CO.ID -LONDON. Pasar saham Eropa turun 2%, Senin (21/12) di tengah ancaman munculnya virus corona atau Covid-19 strein baru di Inggris. Saham Jerman turun sekitar 2%, sementara saham emiten wisata Eropa kehilangan lebih dari 5%. Mutasi virus corona atau Covid-19 dikhawatirkan akan mengganggu upaya pemulihan global. Ini pula yang membuat pasar saham di Eropa ambruk, sementara dollar AS menguat. Apalagi, untuk menekan angka penyebaran virus corona, beberapa negara Eropa menutup perbatasan mereka ke Inggris.
Baca Juga: Mutasi virus corona, apa beda dengan virus sebelumnya? Perdana Menteri Boris Johnson akan memimpin pertemuan darurat untuk membahas lalu lintas internasional serta arus pengiriman barang masuk dan keluar Inggris. Kondisi ini bertepatan dengan minimnya kesepakatan perdagangan pasca-Brexit sebelum batas waktu 31 Desember. Inggris sebelumnya juga menyatakan terjadi mutasi varian baru virus corona di wilayahnya. Virus varian baru Covid-19 ini menyebar dengan lebih cepat. Dirangkum dari berbagai sumber, inilah gerak varian baru Covid-19 tersebut:
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan varian baru ini 70 persen lebih mudah menular daripada jenis virus yang ada dan memicu lonjakan kasus di London dan Inggris selatan.Tapi , belum ada bukti yang menunjukkan bahwa varian virus tersebut lebih mematikan atau menyebabkan penyakit yang lebih parah. Oleh karena itu, Pemerintah Inggris mengumumkan perintah tinggal di rumah untuk warga ibu kota dan Inggris tenggara demi memperlambat penyebaran virus, setidaknya hingga 30 Desember. "Mengingat seberapa cepat varian baru ini menyebar, akan sangat sulit untuk mengendalikannya sampai kami meluncurkan vaksin," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock kepada
Sky News. Sementara itu, mikrobiologi seluler dari University of Reading, Simon Clarke menjelaskan kepada NBC News bahwa mutasi virus sangat umum terjadi. Ketika virus menyebabkan infeksi dan masuk ke tubuh manusia, mereka mengambil alih sel dalam tubuh untuk memperbanyak diri dan berkembang biak. Setiap kali virus melakukan itu, ada satu set materi genetik baru yang dibuat untuk setiap virus baru. "Virus baru pasti lebih "bugar" dari pendahulunya," kata Clarke.
- Varian virus corona diprediksi sudah menyebar ke banyak negara
Menurut
BBC, varian tersebut ditengarai muncul dari pasien di Inggris. Sumber vaksin dari negara yang kemampuan memantau mutasi virus coronanya lebih rendah. Varian ini dapat ditemukan di seluruh Inggris, kecuali Irlandia Utara. Virus ini menyebar cepat di London, Inggris Tenggara dan Inggris Timur. Data dari Nextstrain, yang memantau kode genetik sampel virus di seluruh dunia, menunjukkan kasus di Denmark dan Australia berasal dari Inggris, sementara Belanda juga telah melaporkan kasus. Varian serupa muncul di Afrika Selatan dan memiliki beberapa mutasi yang sama, tetapi tampaknya tidak ada hubungannya dengan yang ini.
- Larangan terbang ke Inggris
Beberapa negara melarang penerbangan dari Inggris. Belanda melarang semua penerbangan penumpang dari Inggris setidaknya hingga 1 Januari 2021. Larangan yang berlaku pada Minggu pukul 06.00 waktu setempat diputuskan hanya beberapa jam setelah Inggris mengumumkan perintah agar warga tetap berada di rumah. "Selama beberapa hari ke depan, bersama dengan negara anggota Uni Eropa lainnya, (pemerintah) akan menjajaki ruang lingkup untuk lebih membatasi risiko jenis baru virus yang dibawa dari Inggris," ungkap badan kesehatan masyarakat Belanda, RIVM, melalui pernyataan. Beberapa negara lain yang juga melakukan pembatasan termasuk Jerman, Belgia, Prancis, Italia, dan Irlandia.
Baca Juga: Ini deretan negara-negara Eropa yang tutup pintu dari Inggris akibat lonjakan corona - Daya vaksin hadapi virus corona baru
Menurut kepala penasihat ilmiah Pemerintah Inggris, Sir Patrick Vallance, asumsi kerja dari semua ilmuwan meyakini bahwa respons vaksin harus memadai untuk mengatasi varian virus baru ini. Namun, profesor mikrobiologi klinis di Universitas Cambridge Ravindra Gupta mengatakan, dirinya khawatir virus tersebut nantinya akan kebal terhadap vaksin. "Meskipun mungkin tidak benar-benar resisten, mungkin tidak perlu banyak perubahan untuk virus ini untuk menuju ke arah sana," katanya kepada NBC News. Meski begitu, Clarke mengatakan versi berbeda dari vaksin flu diperlukan setiap tahunnya, dan dia tidak mengerti jika hal serupa tidak bisa terjadi pada kasus virus corona
Menurut kepala teknis Covid-19 untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove kepada BBC, varian virus baru sejauh ini telah teridentifikasi di Denmark, Belanda dan Australia.
Baca Juga: Kenali mutasi dan penularan virus corona terbaru yang ditemukan di Inggris Semakin lama virus menyebar, semakin besar peluangnya untuk berubah. Jadi, penting untuk sesegera mungkin mencegah penyebarannya.
"Meminimalkan penyebaran akan mengurangi kemungkinannya untuk berubah," kata dia. WHO juga mengingatkan bahwa strain baru ini harus menjadi perhatian di negara lain di seluruh dunia. Termasuk jika diperlukan aturan pengawasan baru yang lebih ketat. Menurut ahli virologi klinis dari University of Leicester, Dr. Julian Tang dalam sebuah pernyataan, aturan penguncian baru yang lebih ketat adalah bagian dari tindakan yang diperlukan di Inggris. Tetapi, dia mengingatkan bahwa beberapa jam saja di Hari Natal masih berpotensi mengakibatkan infeksi. Oleh karena itu, para pejabat mendesak agar masyarakat di seluruh Inggris tetap menjaga jarak sosial sebisa mungkin. Bagi masyarakat di negara lain di seluruh dunia, rasanya tidak ada yang salah jika kita juga ikut menerapkan protokol jaga jarak secara ketat untuk menekan penyebaran virus di masa liburan Natal dan tahun baru.
Editor: Titis Nurdiana