KONTAN.CO.ID - Virus nipah adalah virus zoonosis yang bisa menular dari hewan seperti kelelawar dan babi ke manusia. Tingkat kematian virus Nipah mencapai 75% dan sampai saat ini belum ada vaksinnya. Dikutip dari laman Litbang Kementerian Pertanian, virus nipah dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya. Virus nipah pertama kali muncul di Malaysia pada 1998 di sebuah desa di Sungai Nipah. Virus nipah waktu itu menyebabkan wabah respirasi pada babi, yang kemudian menyerang manusia dan berdampak hingga Singapura.
Gejala dan cara penularan virus Nipah
Dikutip dari laman WHO, periode inkubasi virus nipah mencapai 4 hingga 14 hari setelah terpapar virus nipah. Namun, pernah dilaporkan masa inkubasi hingga mencapai 45 hari. Gejala virus nipah pun bervariasi dari tanpa gejala (asimptomatis), infeksi saluran napas akut (ISPA) ringan atau berat hingga ensefalitis fatal. Namun, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan beberapa gejala awal virus nipah antara lain:- Demam
- Sakit kepala
- Mialgia (nyeri otot)
- Muntah
- Nyeri tenggorokan
Cara penularan virus nipah pada manusia
Beberapa cara penularan virus nipah pada manusia antara lain:- Kontak langsung dengan hewan (termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urin, air liur, darah, atau sekresi pernapasan) yang terinfeksi virus nipah
- Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi)
- Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (seperti droplet, urin, atau darah).
Virus nipah di Indonesia
Hingga saat ini, belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus nipah pada manusia di Indonesia. Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara termasuk Indonesia. Di Sumatera Utara, virus nipah telah terdeteksi pada urin dan swab saliva kalong Pteropus vampyrus menggunakan RT- PCR, yang kemudian d konfirmasi dengan sekuensing. Hasil penelitian ini merupakan temuan pertama di Indonesia, yang dapat dijadikan bahan masukan bagi kebijakan peternakan di Indonesia mengingat Sumatera Utara berbatasan dengan Malaysia.Cara mencegah tertular virus nipah
Pencegahan terhadap penyakit virus nipah dilakukan utamanya melalui pengendalian faktor risiko yang dapat dilakukan melalui langkah berikut:- Tidak mengonsumsi nira/aren langsung dari pohonnya karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren/nira pada malam hari. Oleh karenanya perlu dimasak sebelum dikonsumsi
- Cuci & kupas buah secara menyeluruh,
- Buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar
- Hindari kontak dengan hewan ternak (seperti babi, kuda) yang kemungkinan terinfeksi virus nipah. Apabila terpaksa harus melakukan kontak, maka menggunakan APD.
- Bagi petugas pemotong hewan, sarung tangan dan pelindung diri harus digunakan sewaktu menyembelih atau memotong hewan yang terinfeksi virus nipah. Hewan yang terinfeksi virus nipah tidak boleh dikonsumsi.
- Konsumsi daging ternak secara matang
- Bagi tenaga kesehatan dan keluarga yang merawat serta petugas laboratorium yang mengelola spesimen pasien terinfeksi, menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dengan benar
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur, etika bersin