JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) memilih prinsipal bagi kartu kredit domestik, ternyata tidak dikhawatirkan oleh PT Visa Worldwide Indonesia. Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Ellyana Fuad justru memandang positif keinginan perbankan Indonesia untuk membuat perusahaan prinsipal switching transaksi kartu di dalam negeri. Ia mengaku tengah berdiskusi dengan bank sentral terkait masalah prinsipal kartu kredit tersebut. Dan walaupun ada rencana tersebut, Visa pun tidak merasa pangsa pasarnya akan terebut. "Kalau kerja sama tentunya tidak akan mengurangi pangsa, malah membantu mengembangkan pasar. Setidaknya kami bisa win-win solution," kata Ellyana, Rabu (5/9). Sayangnya, Ellyana belum mengungkapkan kerja sama seperti apa yang bisa dilakukan. Kemungkinan BI meminta kompensasi dari Visa sebagai prinsipal kartu kredit, Ellyana enggan menjawab. "Malah sebagai penyedia layanan sistem pembayaran global, kami bisa leverage skala ekonomi. Tapi kami tidak bisa bicara karena dengan BI belum ada pembicaraan apple to apple," tambahnya. Terlebih settlement Visa untuk dapat pindah ke Indonesia pun sulit dilaksanakan. "Belum tentu semua yang settlement-nya di luar negeri lebih mahal. Yang penting harganya kompetitif," elaknya. Saat ini Visa memang menetapkan settlement-nya di Singapura.
Visa terbuka pada perusahaan prinsipal switching
JAKARTA. Rencana Bank Indonesia (BI) memilih prinsipal bagi kartu kredit domestik, ternyata tidak dikhawatirkan oleh PT Visa Worldwide Indonesia. Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia Ellyana Fuad justru memandang positif keinginan perbankan Indonesia untuk membuat perusahaan prinsipal switching transaksi kartu di dalam negeri. Ia mengaku tengah berdiskusi dengan bank sentral terkait masalah prinsipal kartu kredit tersebut. Dan walaupun ada rencana tersebut, Visa pun tidak merasa pangsa pasarnya akan terebut. "Kalau kerja sama tentunya tidak akan mengurangi pangsa, malah membantu mengembangkan pasar. Setidaknya kami bisa win-win solution," kata Ellyana, Rabu (5/9). Sayangnya, Ellyana belum mengungkapkan kerja sama seperti apa yang bisa dilakukan. Kemungkinan BI meminta kompensasi dari Visa sebagai prinsipal kartu kredit, Ellyana enggan menjawab. "Malah sebagai penyedia layanan sistem pembayaran global, kami bisa leverage skala ekonomi. Tapi kami tidak bisa bicara karena dengan BI belum ada pembicaraan apple to apple," tambahnya. Terlebih settlement Visa untuk dapat pindah ke Indonesia pun sulit dilaksanakan. "Belum tentu semua yang settlement-nya di luar negeri lebih mahal. Yang penting harganya kompetitif," elaknya. Saat ini Visa memang menetapkan settlement-nya di Singapura.