Visi akan tambah 65 menara telekomunikasi



JAKARTA. PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk tengah ngebut membangun menara mikro seluler atau micro cell pole. Target mereka, pembangunan satu unit menara mikro seluler yang biasanya membutuhkan 120 hari, rampung dalam 60 hari-90 hari. Proses pembangunan melalui anak usaha bernama PT Permata Karya Perdana.

Selanjutnya, Visi Telekomunikasi berharap bisa menambah 65 menara mikro seluler sepanjang semester I tahun ini. "Kira-kira sudah 50% jalan sekitar setengah dari target," ujar Gilang Pramono Seto, Chief Executive Officer PT Permata Karya Perdana, kepada KONTAN, Senin (13/3).

Target penambahan 65 unit menara mikro seluler tersebut adalah bagian rencana pembangunan 130 unit menara hingga akhir tahun. Catatan saat ini, Visi Telekomunikasi sudah memiliki 200 unit menara mikro seluler. Ratusan menara mikro seluler tersebut merupakan buah akuisisi mereka terhadap Permata Karya pada Mei tahun 2016 lalu.


Ekspansi pembangunan menara mikro seluler tahun ini bakal menyedot mayoritas anggaran dana belanja modal alias capital expenditure (capex). Adapun perkiraan biaya investasi pembangunan menara mikro seluler Rp 200 juta-Rp 400 juta per unit.

Paul Purawinata, Direktur Utama PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk menjelaskan, menara mikro seluler berukuran lebih mini ketimbang base transceiver station (BTS) umumnya. Menara mikro seluler bisa berdiri di atas lahan 2 meter x 2 meter dengan ketinggian 20 meter-25 meter. Jangkauan hingga 800 meter-1 kilometer (km).

Karena lebih mini, biaya investasi menara mikro seluler lebih murah ketimbang BTS. Perbandingan saja, pembangunan satu unit BTS menelan dana sekitar Rp 1,5 miliar, tujuh kali lipat proyeksi investasi minimal pembangunan menara mikro seluler.

Biaya investasi itu berbanding lurus dengan tarif sewa. Manajemen Visi Telekomunikasi mengaku bisa memberikan tarif sewa 50% lebih murah dibandingkan tarif BTS kompetitor.

Selain kemampuan bersaing dengan pesaing bisnis, Visi Telekomunikasi melihat kebutuhan infrastruktur telekomunikasi senantiasa berkembang. Perusahaan berkode saham GOLD di Bursa Efek Indonesia itu yakin, tak lama lagi teknologi 4G LTE bakal beralih ke teknologi 5G.

Maka, perusahaan yang dulu bernama Golden Retailindo, pemegang merek Golden Trully tersebut mantap menetapkan pilihan fokus mengembangkan bisnis jasa infrastruktur telekomunikasi tahun ini. "Belum ada pengembangan di lini bisnis lain, kami pemain baru (di bisnis menara) masih fokus di BTS," tandas Paul.

Menurut catatan internal Visi Telekomunikasi, tenant ratio alias rasio sewa menara mikro seluler kini 1:1. Artinya, setiap satu menara terisi satu penyewa. Penyewa terbesar Visi Telekomunikasi adalah PT Hutchison 3 Indonesia atau hingga 40% terhadap total pendapatan sewa. Penyewa menara selebihnya seperti PT Telekomunikasi Seluler, PT XL Axiata Tbk, PT Indosat Tbk, PT Smartfren Telecom Tbk dan PT Internux.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini