Vitamin baru penambah stamina Mitra Keluarga



JAKARTA. PT Mitra Keluarga Karya Sehat Tbk (MIKA) berencana membangun sekitar enam rumahsakit baru hingga tahun 2019. Konstruksi pembangunan rumahsakit ke-14 bagi MIKA ini dimulai bulan ini. Harapannya, rumahsakit ini bisa mulai beroperasi di kuartal I-2018.

MIKA juga akan memulai pembangunan rumahsakit ke-15 di kuartal IV ini. Pembangunan rumahsakit beserta izin operasinya membutuhkan waktu 18 bulan. Di 2019, MIKA berharap bisa mengoperasikan 18 rumahsakit.

Selain membangun rumahsakit baru, perusahaan yang berafilisiasi dengan Kalbe Farma ini berencana menambah 250 tempat tidur di beberapa rumahsakit yang sudah ada.


Menurut analis Bahana Securities Renaldy Effendy, MIKA harus memulai konstruksi empat rumahsakit baru di tahun depan agar target enam rumahsakit baru di 2019 bisa tercapai.

Frederik Rasali analis Panin Sekuritas berpendapat, prospek industri kesehatan sebenarnya belum bisa dibilang baik, walaupun kesehatan menjadi kebutuhan pasti. Penyebabnya, program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) berpotensi menjadi opportunity loss bagi rumahsakit secara umum.

Untuk itu, dalam jangka panjang MIKA berencana mengakuisisi rumahsakit kecil untuk melayani pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Lokasinya bisa di Jakarta atau di Surabaya.

Menurut Renaldy, strategi ini seharusnya bisa mendorong pendapatan MIKA dan meraup market share di segmen JKN. Saat ini, MIKA telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dengan skema coordination of benefits (CoB) yang mulai berjalan di awal 2016.

Tapi butuh waktu cukup lama hingga MIKA mendapatkan hasil dari skema CoB ini. Sekadar ini, CoB adalah skema di mana dua pihak menjadi penanggung biaya bagi orang yang sama.

Frederik berujar pendapatan MIKA di kuartal kedua tahun ini meningkat 14,42% dari tahun sebelumnya jadi Rp 1,26 triliun. Margin juga meningkat 19,2% menjadi Rp 391 miliar.

Yang menarik, menurut Frederik, net profit margin MIKA sangat besar, yaitu 31%. Sedang margin laba bersih pesaingnya cuma satu digit, bahkan negatif. Hal ini lantaran beban pokok perusahaan cukup rendah, mendekati 50% dari pendapatan.

Sedangkan beban beberapa pesaingnya mencapai di atas 70% . "Hal ini menunjukkan bahwa profitabilitas MIKA di sektornya sangat luar biasa," kata Frederik pada KONTAN, Rabu (12/10).

Sepanjang paruh pertama tahun ini, tingkat okupansi MIKA mencapai 71% dan volume pasien rawat inap tumbuh 17%. Hal ini mengindikasikan kemampuan perusahaan ini dalam menjaga pangsa pasarnya, tanpa perlu masuk ke pasar JKN.

Renaldy memprediksi pendapatan MIKA tahun ini sebesar Rp 2,46 triliun. Tapi ia menurunkan proyeksi pendapatan 2017 dari Rp 2,94 triliun menjadi Rp 2,71 triliun karena penundaan ekspansi. Frederik merekomendasikan tahan saham MIKA dengan target harga Rp 2.800.

Renaldy menaikkan rekomendasi MIKA dari reduce menjadi tahan dengan target harga Rp 2.550.

Analis CIMB Securities Erindra Krisnawan merekomendasikan tambah saham MIKA dengan target harga Rp 3.170. Kamis (13/10), harga saham MIKA turun 2,83% ke Rp 2.750 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie