JAKARTA. Rencana penjualan salah satu stasiun televisi milik PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) kembali mencuat. Kali ini, emiten media milik Grup Bakrie tersebut tengah menjajaki rencana penawaran saham perdana alias
initial public offering (IPO) salah satu stasiun televisi miliknya, yakni ANTV. Bila benar, rencana IPO itu akan mengubur kabar penjualan stasiun televisi itu kepada Grup MNC, perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo. Sebelumnya, memang santer beredar kabar, ANTV akan dijual ke investor strategis. Salah satu kandidat pembelinya adalah Grup MNC. Tapi, transaksi ini tak jelas kelanjutannya. Malah, kini beredar kabar ANTV akan IPO. Sekretaris Perusahaan VIVA, Neil Tobing saat dihubungi KONTAN, Minggu (28/7), mengungkapkan, saham unit usaha yang akan dilepas ke publik adalah ANTV. Sedangkan, TV One tidak masuk dalam rencana IPO.
Untuk melengkapi rencana IPO tersebut, VIVA akan menggunakan laporan keuangan medio 2013 ANTV. Dana yang diincar juga terbilang besar. Kata Neil, jumlah saham ANTV yang akan dilepas sekitar 20% dari total modal yang kelak dicatatkan setelah IPO. Namun jumlah ini pun belum pasti, masih menunggu kajian internal. Nah, dari jumlah saham IPO itu, pihak VIVA mengincar dana segar hingga Rp 1 triliun. Namun angka ini pun masih bisa di kaji ulang. Agar rencana IPO ini berjalan lancar, manajemen VIVA telah menunjuk PT Danatama Sekuritas dan PT Ciptadana Securities, sebagai penasihat. Dana perolehan IPO tersebut, oleh manajemen VIVA, akan dialokasikan untuk beberapa kebutuhan. Seperti misalnya, pembangunan studio, ekspansi jaringan dan mungkin beberapa rencana yang lain setelah semua kajian telah selesai. Tak pelak, pernyataan tersebut mematahkan wacana penjualan ANTV kepada Grup MNC Grup yang sempat santer dikabarkan media massa. MNC masih berminat Kendati ANTV lebih memilih melepas saham ke publik, tapi itu tak membuat Grup MNC patah arang. Arya Mahendra Sinulingga, Sekretaris Perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) mengatakan, pihaknya masih tertarik untuk membeli ANTV. Bahkan dia optimistis, transaksi pembelian ANTV akan terjadi pada tahun ini. "Tentu tahun ini" ujar Arya kepada KONTAN, kemarin. Arya memang tidak menyebutkan berapa dana yang ditawarkan Grup MNC kepada Grup Bakrie untuk memboyong ANTV. "Semua ini masih dalam proses. Nanti kalau sudah jelas semuanya akan segera kami publikasikan," terangnya. Asal tahu saja, selain Hary Tanoe, bos CT Corp, Chairul Tanjung juga sempat berniat meminang aset VIVA tersebut. Namun konon kabarnya, tawaran Grup MNC masih lebih besar. Sekadar catatan, sepanjang semester pertama 2013, VIVA mampu mencetak laba bersih sebesar Rp 27,9 miliar. Laba bersih ini naik 61,3% year on year (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp 17,3 miliar. Kenaikan laba bersih VIVA tersebut tentu saja ditopang oleh pesatnya pertumbuhan pendapatan. Per Juni 2013, pendapatan VIVA naik 32,2% menjadi Rp 721,8 miliar. Pertumbuhan laba bersih yang signifikan tersebut juga berasal dari keberhasilan VIVA melakukan efisiensi. Salah satu efisiensi yang dilakukan dengan mengerem kenaikan beban program.
Berdasarkan rilis kinerja VIVA, beberapa waktu lalu, sepanjang enam bulan pertama tahun 2013, beban program VIVA hanya naik 12,1% dari Rp 183,1 miliar menjadi Rp 205,2 miliar. Begitu juga dengan beban umum yang naik 24,3% dari Rp 229,7 miliar menjadi Rp 285,5 miliar. Tak hanya itu, kinerja keuangan VIVA juga tertolong peningkatan belanja iklan di industri media. Catatan VIVA, peningkatan pendapatan iklan di 10 televisi nasional mencapai saat ini mencapai 16,7% menjadi Rp 7,8 triliun. Hingga akhir perdagangan saham, Jumat (26/7), harga saham VIVA turun 5,33% menjadi Rp 355 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yuwono Triatmodjo