Vivo kian agresif di pasar ponsel Indonesia



JAKARTA. Produsen smartphone, PT Vivo Mobile Indonesia, meluncurkan satu produk baru dengan nama Vivo V5s. Ponsel pintar ini digadang-gadang mampu memberikan pengalaman selfie terbaik lantaran memiliki kamera depan 20MP.

“Kita sediakan dua varian warna, gold dan rose gold, untuk harga sekitar Rp 3,8 juta,” sebut Edy Kusuma, Brand Manager PT Vivo Mobile Indonesia disaar peluncuran produknya di Raflles Hotel, Rabu (10/5).

Ponsel pabrikan asal China ini semakin serius mengembangkan bisnisnya. Di pasar global, brand Vivo menduduki peringkat lima dunia berdasarkan volume penjualan produk. Berdasarkan riset International Data Corporation (IDC), di kuartal I 2017 ini Vivo menjual 18,1 juta unit ponsel pintar. Jumlah tersebut tumbuh 5,2 % disbanding kuartal sama tahun lalu, yakni 14,6 juta unit.


Berapakah porsi Indonesia, Edy enggan menjawabnya. Namun ia mengakui Vivo memang bermain agresif di Asia tenggara, khususnya Indonesia. “Targetnya secara bertahap kita bisa berada di posisi top 3 dalam brand global," ungkapnya.

Menurut data IDC, sampai kuartal I 2017 ini market share Vivo secara global ialah 4,4 %. Nomor satu dunia masih dipegang Samsung dengan market share 22,8 % dengan jumlah penjualan 79,2 juta unit. Diikuti urutan kedua, Apple dengan market share 14,9 % dengan jumlah penjualan 51,6 juta unit.

Saat ini untuk pasaran di Indonesia, sampai akhir Januari 2017 ini Vivo telah membangun 50 pusat layanan purna jual. Penjualan digenjot dengan 6.000 pengecer di 360 kota di Indonesia. “Selain itu kita juga akan gencar promosi produk ini, sebagai peningkatan brand awareness konsumen,” kata Edy.

Sejak maret 2016, Vivo telah membangun pabrikan ponselnya di Cikupa Tangeran. Jumlah pekerjanya sampai saat ini tercatat sekitar 5.000 pegawai. “Saat ini kita sudah penuhi aturan pemerintah untuk Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 32 %,” ucap Edy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto