KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah euforia pengembangan kendaraan listrik, Grup Bakrie memutuskan untuk memboyong PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). VKTR resmi memulai masa penawaran pada 13 Juni sampai dengan 15 Juni 2023. Jika tidak ada aral melintang, pencatatan saham di BEI akan dilakukan pada 19 Juni 2023. Anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (
BNBR) ini memasang harga
initial public offering (IPO) di harga Rp 100. Dengan begitu, VKTR bisa memperoleh dana segar senilai Rp 875 miliar.
Baca Juga: Tetapkan Harga IPO di Rp 100, VKTR: Terlalu Murah Untuk Sekarang Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono menuturkan, penetapan harga sesuai dengan analisis yang dilakukan perusahaan bersama dengan
underwriter. Harga Rp 100 merupakan nilai yang masuk akal. Dia menyebut, IPO ini merupakan langkah strategi untuk berkembang. Menurut dia, kendaraan listrik terutama bus dan truk di dalam negeri punya peluang besar ke depannya. "Kami sudah punya konsepnya, tapi kalau masalah iklim harus dikerjakan bersama. Dengan IPO, kami punya ruang yang tak terbatas untuk terus melakukan penggalangan dana," ujar Gilarsi, Selasa (13/6).
Baca Juga: Harga Saham IPO VKTR Rp 100 per Saham, Valuasi Lebih Mahal dari Industri, Mau Beli? Prospek Industri
Jika dicermati, VKTR bukan satu-satunya perusahaan terbuka yang terjun di bidang kendaraan listrik. Di Bursa dalam negeri sudah ada, PT NFC Indonesia Tbk (
NFCX) dan PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (
SLIS). Kemudian ada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) dengan PT TBS Energi Utama Tbk (
TOBA), PT Indika Energy Tbk (
INDY) dan PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA). Kepala Riset Surya Fajar Sekuritas Raphon Prima mencermati kebanyakan emiten yang sudah terjun di bidang kendaraan listrik bukan pemain utama dalam industri otomotif di Indonesia. "Investor perlu memperhatikan keberlangsungan perusahaan-perusahaan tersebut karena pemain utama utama sudah mulai diversifikasi ke segmen kendaraan listrik," kata dia.
Baca Juga: Geliat Kendaraan Listrik Belum Bikin Emiten Otomotif Kesetrum Saat ini, Raphon merekomendasikan investor untuk menerapkan strategi
trading pada saham-saham tersebut. Namun tidak menutup kemungkinan ada peluang untuk melakukan investasi jangka panjang. Tak bisa dipungkiri, bisnis kendaraan listrik punya ekosistem yang besar. Mulai dari jaringan penjualan,
after sales hingga eksplorasi di bagian
upstream. "Namun hal-hal tersebut yang masih perlu pembuktian dari para emiten pemain kendaraan listrik," ucap Raphon.
Baca Juga: Ada Sentimen Kendaraan Listrik, Simak Prospek Sektor Otomotif di 2023 CEO Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo menyebut, terobosan kendaraan listrik memang menjadi angin segar bagi pasar otomotif, tetapi akan mendapat tantangan dari pasar mobil bekas dan tren suku bunga tinggi.
Dia menilai sentimen kendaraan listrik ini bakal menjadi katalis pada beberapa tahun ke depan karena saat ini pasar masih realistis. Mengingat harga beli kendaraan listrik masih tergolong premium. Dari sektor ini, Praska memilih
ASII menjadi
top picks. Investor bisa melakukan investasi untuk jangka panjang. Sementara, Raphon menilai SLIS dan VTKR bisa dilirik. Menurut dia, SLIS punya jaringan distribusi yang luas serta produk sepeda listrik yang tak terganggu oleh pemain utama. Sementara VTKR telah menjalin kerja sama dengan pemerintah. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati