KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Sebuah kelompok patriotik yang mendukung para janda tentara Rusia telah meminta Presiden Vladimir Putin untuk memerintahkan mobilisasi besar-besaran dan menutup perbatasan untuk memastikan kemenangan di Ukraina. Saat ini, Putin tengah berada di bawah tekanan kuat untuk memberikan kemenangan di Ukraina lebih dari 10 bulan sejak dia mengirim pasukan sebagai bagian dari operasi militer yang dimaksudkan untuk membela warga Rusia di Ukraina timur. "Kami meminta Presiden kami, Vladimir Vladimirovich Putin, untuk mengizinkan Angkatan Darat Rusia melakukan mobilisasi skala besar," kata kelompok Janda Tentara Rusia dalam sebuah postingan di Telegram.
"Kami meminta Presiden kami, Panglima Tertinggi kami, untuk melarang kepergian pria usia militer dari Rusia. Dan kami memiliki hak moral penuh untuk melakukan ini: suami kami meninggal melindungi orang-orang ini, tetapi siapa yang akan melindungi kami jika mereka kabur?" jelas kelompok tersebut. Setelah memerintahkan apa yang dia sebut sebagai "mobilisasi parsial" pada 21 September, yang pertama di Rusia sejak Perang Dunia Kedua, sekitar 300.000 orang tambahan direkrut. Namun, ratusan ribu lebih warga Rusia melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari panggilan mobilisasi.
Baca Juga: Ukraina Tuding Rusia Merencanakan Mobilisasi Baru untuk Ubah Gelombang Perang Kremlin tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters atas permohonan dari kelompok janda tersebut. Sebelumnya, pada bulan lalu, Putin mengatakan tidak perlu ada mobilisasi tambahan. Seorang perwakilan dari kelompok janda mengatakan kepada Reuters bahwa semua pria Rusia yang sehat harus dimobilisasi untuk membela Tanah Air. "Perang yang akan datang akan membutuhkan sumber daya yang sangat berbeda: manusia, psikologis, ekonomi," katanya kepada Reuters. "Melindungi Tanah Air adalah kewajiban." Putin selama berbulan-bulan telah menyatakan perang sebagai bagian dari perjuangan sejarah yang jauh lebih luas antara Rusia dan Barat yang menurut kepala Kremlin tersebut ingin menghancurkan Rusia. Pihak Barat menyangkal bahwa mereka bertujuan untuk menghancurkan Rusia.
Baca Juga: 89 Tentaranya Tewas Akibat Rudal Ukraina, Rusia Salahkan Penggunaan Ponsel Ilegal Dalam pesan Malam Tahun Baru yang suram, Putin mengatakan bahwa membela Tanah Air adalah tugas suci semua warga Rusia dan menjanjikan kemenangan di Ukraina. Ukraina dan Barat mengatakan Putin tidak memiliki pembenaran atas apa yang mereka sebut sebagai perang pendudukan gaya kekaisaran. Menurut perwakilannya, kelompok janda itu mulai bekerja sekitar dua bulan lalu untuk membantu para istri tentara yang tewas di Ukraina dan berhubungan dengan pemerintah Kremlin. "Kami terus berhubungan dengan administrasi kepresidenan, dan jika perlu, kami mengirimkan permintaan untuk menerima dukungan ini atau itu," kata perwakilan tersebut. Kelompok itu juga mengatakan bahwa sekaranglah waktunya melakukan tindakan keras untuk bertahan melawan kekuatan jahat yang ada di sekitar perbatasan Rusia.
"Hari ini, semua kejahatan dunia telah bersatu melawan Rusia - seluruh dunia Barat telah berbalik melawan kita," kata kelompok itu. "Kita atau mereka, tidak ada pilihan lain." Stalin pada tahun 1942 mengeluarkan Perintah No. 227 yang kemudian dikenal sebagai perintah "Jangan mundur". Itu adalah upaya untuk membangun disiplin di dalam Tentara Merah meskipun ribuan tentara Soviet ditembak oleh pihak mereka sendiri karena dianggap pengecut. "Stalin tidak memikirkan peringkat atau ketidakpuasan di antara para pembangkang: dia hanya memikirkan kemenangan," kata kelompok itu. "Sekarang bukan waktunya untuk menjadi pengecut."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie