Vladimir Putin: Tak Ada Kata Damai Sampai Tujuan Kami di Ukraina Tercapai



KONTAN.CO.ID - Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada hari Kamis (14/12) menegaskan bahwa tidak akan ada kata damai sampai tujuan Rusia di Ukraina tercapai.

Ketegasan itu disampaikan Putin dalam konferensi pers akhir tahun pertamanya sejak serangan ke Ukraina dimulai awal tahun lalu.

Pernyataan itu juga keluar beberapa hari setelah dirinya mengumumkan akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden pada bulan Maret 2024, di mana dirinya hampir dipastikan menang untuk kelima kalinya.


Baca Juga: Zelenskyy Minta Warganya Bersiap Hadapi Serangan Besar Rusia di Musim Dingin

Putin mengatakan, perdamaian baru akan hadir di Ukraina setelah denazifikasi, demiliterisasi, dan status netral terwujud. Putin juga secara konsisten menuntut agar Ukraina tetap netral dan tidak bergabung dengan aliansi militer NATO.

"Kalau demiliterisasi, mereka tidak mau bernegosiasi, sehingga kita terpaksa mengambil tindakan lain, termasuk tindakan militer," kata Putin, dikutip Al Jazeera.

Putin juga mengatakan bahwa saat ini ada sekitar 617.000 tentara yang berada di Ukraina, termasuk sekitar 244.000 pasukan cadangan yang dipanggil untuk berperang bersama pasukan militer profesional Rusia.

Baca Juga: Joe Biden: Jangan Sampai Vladimir Putin Menang di Ukraina

Perang Memasuki Tahun Kedua

Perang di Ukraina akan segera memasuki tahun keduanya pada Februari 2024 nanti. Selama itu pula, Ukraina hanya sanggup memperoleh sedikit kemajuan dari serangan balasan yang dimulai pada bulan Juni tahun ini.

Di sisi lain, Rusia juga tidak mampu membuat kemajuan siginifikan, sejak merebut kota Bakhmut dengan pengorbanan besar pada bulan Mei. 

Saat ini tentara Rusia menempati sekitar seperenam wilayah Ukraina tetapi tidak sepenuhnya menguasai empat wilayah Ukraina yang diklaimnya tahun lalu sebagai bagian dari Rusia.

Meskipun demikian, Putin masih enggan menyerah dan balik menyalahkan para sekutu Ukraina yang dianggapnya telah memperpanjang durasi perang.

Baca Juga: Gedung Putih: Dana Bantuan AS untuk Ukraina Hampir Habis

"Keinginan yang tak terkendali untuk menyusup ke perbatasan kami, memasukkan Ukraina ke dalam NATO, semua ini berujung pada tragedi ini. Mereka memaksa kami melakukan tindakan ini," ungkap Putin.

Rusia menuduh pemerintah Ukraina sangat dipengaruhi oleh kelompok nasionalis radikal nasionalis radikal. Tuduhan ini terus dibantah oleh Ukraina dan para sekutu baratnya.

Potensi perpanjangan durasi perang di Ukraina belum membuat Putin memerintahkan mobilisasi pasukan cadangan tambahan.

Putin mengatakan, sekitar 486.000 orang sejauh ini telah mendaftar secara sukarela sebagai tentara kontrak. Jumlah itu disebut lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya 300.000 orang.