KONTAN.CO.ID -SURABAYA. Kesibukan di Grand City Mal Surabaya sudah nampak sejak Kamis, 27 Juli 2022 dini hari. Puluhan pelajar hingga mahasiswa perguruan tinggi pendidikan vokasi sudah mulai bersiap, berbenah untuk menampilkan karya mereka di hadapan pengunjung mal mulai Kamis 27 Juli hingga 31 Juli 2022. Memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 10 Agustus 2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) lewat Direktorat Jenderal Vokasi mengibarkan karya mahasiswa pendidikan vokasi dengan tajuk VokasiLand Road to Harteknas 2022. Sejumlah mahakarya pendidikan vokasi unjuk diri dalam VokasiLand Road To Harteknas 2022 itu. “Dengan semangat kolaborasi, kami mendorong antarpelajar hingga mahasiswa pendidikan vokasi untuk menampilkan inovasi teknologi dalam pameran VokasiLand,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati kepada KONTAN yang hadir dalam acara tersebut (27/7).
Sebanyak 20 produk inovasi teknologi ikut menjejali Vokasiland 2022 tersebut. Aneka karya tersebut adalah karya inovasi satuan pendidikan vokasi dari sekolah menengah kejuruan sampai politeknik sekaligus berkolaborasi dengan industri.
Baca Juga: Gernas BBI #SemangatSulbar, Nadiem: Perkuat Kemitraan Pendidikan Vokasi dan UMKM Dikemas dalam dua versi, Vokasiland dalam dinikmati secara
offline maupun
online alias digital. Dalam versi
offline, pengunjung dapat secara langsung melihat dan menjajal karya pelajar dan mahasiswa pendidikan vokasi, “Vokasiland versi digital, pengunjung bisa ikut menjelajahi keindahan Indonesia dengan teknologi
virtual realty (VR), menemukan harta karun yakni produk-produk karya siswa dari satuan pendidikan vokasi,” ujar Kiki. VokasiLand versi digital tersebut, kata Kiki adalah karya kolaborasi antara SMK Raden Umar Said, Kudus, Politeknik Negeri Batam serta Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jawa Barat. Mereka mempersiapkan diri bahkan saat pandemi berlangsung. “Saat pandemi pun, kami tidak berdiam diri, terus berkarya untuk menjawab tantangan dan kebutuhan industri dan masyarakat, “ ujar Kiki bangga. Kiki menyebut, pameran ini bukan akhir tapi justru awal untuk menunjukkan karya dan inovasi satuan pendikan vokasi untuk menungkatkan daya saing, menciptakan SDM unggul yang siap bagi industri dan mampu menjawab kebutuhan industri dan masyarakat,” ujar Kiki. Dibuka dengan tampilan karya siswi sekolah binaan Djarum Foundation yang memamerkan koleksi adi busana yang terinspirasi dari kearifan serta warisan budaya nusantara, VokasiLand 2022 adalah rangkaian pameran inovasi dan teknologi karya pendidikan vokasi.
Baca Juga: Politeknik Baru Kemenperin Tawarkan Kuliah Gratis dan Ikatan Kerja Setelah Lulus Para siswi SMK NU Banat Kudus itu tampil dengan brand fesyen Zelmira. Mereka menampikan koleksi Luwur yang terinsipirasi dari tradisi turun-temurun di Kudus. Luwur merujuk kegiatan tahunan membuka dan mengganti kain kelambu pembungkus nisan dan cungkup makam Sunan Kudus. Biasanya, prosesi tersebut dilakukan setiap tanggal 10 Muharram dalam kalender Hijriyah. Tradisi ini merupakan bentuk penghormatan atas jasa-jasa yang telah dilakukan Sunan Kudus bagi penduduk sekitar. Fatimah Azzahra, siswi SMK NU Banat yang juga tergabung sebagai tim desainer Zelmira menyebut Luwuir adalah koleksi terbaru Zelmira yang mendapatkan banyak apresiasi positif dari dalam dan luar negeri. Zelmira semisal, telah memboyong koleksi Luwur ke berbagai ajang ternama seperti Jogja Fashion Week 2021 hingga Muslim Fashion Festival+ (MUFFEST+) 2022. Itu baru satu karya yang mendapat apresiasi dalam maupun luar negeri. Kata Kiki, banyak karya siswa kejuruan dan mahasiswa pendidikan vokasi yang mampu menjawab tantangan industri, tantangan pendidikan serta kebutuhan masyarakat. Salah satunya, inovasi terbaru Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) BMTI yakni Ship Simulator. Ini adalah alat perlengkapan simulasi untuk menjalankan kapal laut. Produk ini adalah produk yang pertama dibuat di Indonesia. Produk ini lahir karena mahalnya harga produk ship simulator kapal. Harga satu unit ship simulator kapal bisa mencapai Rp 4,7 miliar. Mahalnya harga ship simulator kapal lantaran alat praktik siswa kemaritiman ini harus diimpor dari India, Rusia, dan Norwegia. Saat ini, Ship simulator buatan BBPPMPV BMTI juga sudah diproses oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), bahkan sudah masuk e-catalog
. Baca Juga: G20 Mengusung Tema Vokasi untuk Mengisi SDM Digital Yang juga menarik adalah Politeknik Negeri Jember. Mereka memamerkan mobil berkapasitas lima orang dengan menggunakan tenaga surya sebagai energi penggeraknya. Mobil ini merupakan karya kolaborasi beberapa jurusan di Politeknik Jember yakni program studi teknik energi terbarukan, program studi mesin otomotif, dan program studi teknologi rekayasa mekatronika. Mobil listrik ini memanfaatkan sumber energi yang didapat dari kombinasi energi surya dan tenaga listrik PLN. Saat menyimpan energi dari sumber listrik PLN habis dayanya, secara otomatis panel surya yang ditempatkan di atap mobil akan menyuplai kebutuhan energi agar kendaraan dapat melaksanakan aktivitas kembali. Mobil tenaga surya ini memiliki penggerak motor listrik dengan daya maksimal 2000 W dengan menggunakan lima baterai deep cycle yang masing-masing berkekuatan 12 volt. Alhasil, mobil ini mampu melaju dengan kecepatan maksimal 30 km per jam dengan jarak tempuh sekitar 45 kilometer untuk sekali pengisian daya. Kata Kiki, produk-produk inovasi teknologi yang dipamerkan menunjukkan bahwa satuan-satuan pendidikan vokasi baik SMK maupun perguruan tinggi sesungguhnya sudah mengacu pada perkembangan industri 4.0. Itulah sebabnya, tak ada alasan bagi orang tua atau masyarakat untuk tak memilih pendidikan vokasi sebagai tujuan untuk melanjutkan pendidikan anak-anaknya. “Pendidikan S1 dan satuan pendidikan vokasi hadir bukan untuk dipertentangkan, kami saling melengkapi untuk menciptakan SDM unggulan yang dibutuhkan bangsa, masyarakat dan industri,” tandas Kiki. Kata Kiki, pendidikan vokasi sebagai pendidikan afirmatif, menekankan pada pola keahlian, dan keterampilan. Targetnya, pendidikan vokasi dapat menjawab kebutuhan sosial dan masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi, serta mendongkrak daya saing ekonomi. Makanya, ke depan akan ada banyak kegiatan untuk memacu kreativitas dan inovasi dari para siswa di satuan-satuan pendidikan vokasi agar peran pendidikan vokasi dalam meningkatkan daya saing bangsa bisa terwujud melalui berbagai produk-produk inovasi yang lebih mutakhir dan unggul. "Salah satu arah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) kita ke depan adalah manusia-manusia pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil serta mampu dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Kiki. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim Adik Dwi Putranto dalam kesempatan yang sama mengatakan, Kadin secara aktif terus mendorong pencapaian sinergi pendidikan vokasi dengan industri sehingga kebutuhan tenaga siap kerja dapat terpenuhi.
“Banyak program vokasi yang sudah kami kerja samakan dengan IHK Trier atau Kadin Jerman dan juga Swiss. Kami fokuskan sinergi vokasi ini di beberapa kota/kabupaten yang berbasis industri," sebutnya. Adik menyebut, untuk mendukung pendikan vokasi, Kadin menyiapkan tenaga pelatih dari industri agar siswa atau mahasiswa pendidikan vokasi bisa magang dengan pelatih dari industrinya. Kadin Jatim bahkan juga mendirikan Rumah Vokasi di lima wilayah, yakni Gresik, Pasuruan, Tuban, Kediri dan Banyuwangi. "Dalam Rumah Vokasi ini , kami industri bekerja sama, dari Kadin, Apindo, asosiasi perusahaan, Perwakilan perguruan tinggi, dan SMK. Tujuannya menciptakan SDM unggulan yang siap masuk ke dalam industri," ujar dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana