JAKARTA. PT Voksel Indonesia yakin permintaan kabel listrik di dalam negeri baru akan melonjak di kuartal II-2015. Sedangkan permintaan kabel dari pasar ekspor diperkirakan justru akan turun. Pada 2014 lalu, Voksel Indonesia mencatatkan pendapatan Rp 2 triliun. Pendapatan ini turun 20% jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat Rp 2,5 triliun. Dari tiga produk yang dijual oleh Voksel Indonesia yakni kabel listrik, kabel fiber optik, dan juga kabel kawat tembaga, yang mengalami penurunan penjualan cukup tinggi di tahun lalu adalah kabel listrik. Kabel listrik menjadi penyumbang terbesar untuk penjualan Voksel Indonesia. Tahun lalu penjualan kabel listrik tercatat Rp 1,07 triliun, turun 27,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,48 triliun. Deputy Director and Corporate Secretary PT Voksel Indonesia Yogiawan mengatakan, produksi kabel listrik Voksel untuk mendukung proyek pemerintah. Tetapi keadaan politik di 2014 membuat ada keterlambatan, sehingga penjualan turun. "Potensi permintaan kabel diperkirakaan akan meningkat sesuai dengan program kelistrikan pemerintah, namun ini kelihatannya baru mulai di kuartal II-2015," kata Yogiawan pada KONTAN, Sabtu (25/4). Memang tahun ini Voksel bakal meningkatkan terus pasar domestik. Voksel bukan hanya optimis permintaan kabel listriknya melonjak di tahun ini, tetapi secara total penjualan Voksel juga berharap akan lebih baik. Sebagai catatan, tahun ini Voksel ingin bisa kembali mencatatkan penjualan Rp 2,5 triliun atau sama dengan 2013. Nah, untuk pasar ekspor, justru Voksel melihat akan ada penurunan. Tahun lalu penjualan ekspor Voksel tercatat Rp 281,34 miliar sedangkan di 2013 mencapai Rp 281,06 miliar. Untuk tahun ini target ekspor hanya sekitar Rp 217,49 miliar. Di awal 2015, Voksel sudah mendapakan pesanan dari Irak dan juga Srilanka. Nilai kontrak dari kedua negara ini terbilang masih kecil sekitar US$ 12-15 juta. Kemudian di pertengahan tahun, Voksel akan menjajaki negara lain seperti Timor Leste dan Timor Tengah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Voksel yakin permintaan kabel naik di kuartal II
JAKARTA. PT Voksel Indonesia yakin permintaan kabel listrik di dalam negeri baru akan melonjak di kuartal II-2015. Sedangkan permintaan kabel dari pasar ekspor diperkirakan justru akan turun. Pada 2014 lalu, Voksel Indonesia mencatatkan pendapatan Rp 2 triliun. Pendapatan ini turun 20% jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat Rp 2,5 triliun. Dari tiga produk yang dijual oleh Voksel Indonesia yakni kabel listrik, kabel fiber optik, dan juga kabel kawat tembaga, yang mengalami penurunan penjualan cukup tinggi di tahun lalu adalah kabel listrik. Kabel listrik menjadi penyumbang terbesar untuk penjualan Voksel Indonesia. Tahun lalu penjualan kabel listrik tercatat Rp 1,07 triliun, turun 27,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,48 triliun. Deputy Director and Corporate Secretary PT Voksel Indonesia Yogiawan mengatakan, produksi kabel listrik Voksel untuk mendukung proyek pemerintah. Tetapi keadaan politik di 2014 membuat ada keterlambatan, sehingga penjualan turun. "Potensi permintaan kabel diperkirakaan akan meningkat sesuai dengan program kelistrikan pemerintah, namun ini kelihatannya baru mulai di kuartal II-2015," kata Yogiawan pada KONTAN, Sabtu (25/4). Memang tahun ini Voksel bakal meningkatkan terus pasar domestik. Voksel bukan hanya optimis permintaan kabel listriknya melonjak di tahun ini, tetapi secara total penjualan Voksel juga berharap akan lebih baik. Sebagai catatan, tahun ini Voksel ingin bisa kembali mencatatkan penjualan Rp 2,5 triliun atau sama dengan 2013. Nah, untuk pasar ekspor, justru Voksel melihat akan ada penurunan. Tahun lalu penjualan ekspor Voksel tercatat Rp 281,34 miliar sedangkan di 2013 mencapai Rp 281,06 miliar. Untuk tahun ini target ekspor hanya sekitar Rp 217,49 miliar. Di awal 2015, Voksel sudah mendapakan pesanan dari Irak dan juga Srilanka. Nilai kontrak dari kedua negara ini terbilang masih kecil sekitar US$ 12-15 juta. Kemudian di pertengahan tahun, Voksel akan menjajaki negara lain seperti Timor Leste dan Timor Tengah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News