Volatilitas Global Meningkat, Investor Lakukan Aksi Jual di Pasar Obligasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Samuel Sekuritas melihat, meningkatnya volatilitas global membuat investor kembali melakukan aksi jual di pasar obligasi. Investor mengantisipasi berlanjutnya ekspansi pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Sinyal-sinyal ekspansi pasar tenaga kerja AS ditopang oleh sektor manufaktur pada bulan September 2023. PMI manufaktur ISM AS naik lebih tinggi dari konsensus di bulan September 2023 menjadi 49 dari 47,6 pada Agustus 2023 dan prediksi konsensus sebesar 47,7.

Kenaikan ini disertai dengan meningkatnya aktivitas rekrutmen pekerja di sektor manufaktur. Ini tercermin dari kenaikan indeks PMI manufacturing employment ISM AS menjadi 51,2 di zona ekspansi dari 48,5 pada Agustus 2023.


Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, kenaikan ini memicu kekhawatiran investor terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed sebanyak satu kali lagi dengan besaran 25 bps di kuartal IV-2023. Hal ini terlihat dari meningkatnya probabilitas kenaikan di bulan Desember menjadi 39% dari sebelumnya 30%.

Baca Juga: Data Ekonomi Membaik jadi Sentimen Positif bagi Pasar Obligasi di Pekan Ini

"Akibatnya, investor kembali melakukan aksi jual di pasar obligasi yang menyebabkan yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun (10Y UST) dan Bund naik masing-masing sebesar 11 bps dan 8 bps menjadi 4,68% dan 2,92%," tutur Lionel dalam risetnya, Selasa (3/10).

Yield obligasi pemerintah Jepang tenor 10 tahun (10Y JGB) juga ikut naik 1 bps menjadi 0,78% akibat pelemahan di pasar UST. Yield 10Y dan 5Y INDOGB (obligasi pemerintah Indonesia) yang naik 7 bps menjadi masing-masing 6,99% dan 6,64% diprediksi akan kembali naik

"Selain faktor global, kenaikan yield 10Y INDOGB juga akan didorong oleh keputusan pemerintah meningkatkan suplai Surat Utang Negara (SUN) pada lelang Selasa (3/10)," ucsp Lionel.

Lionel memperkirakan yield 10Y INDOGB akan naik ke rentang 7%-7,1%. Rupiah juga akan kembali terdepresiasi menuju rentangĀ  Rp 15.500-Rp 15.600 per USD akibat penguatan dolar indeks 0,7% menjadi 106,9 tadi malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari