Volatilitas pasar ekuitas hambat bisnis fee based income Bank Permata



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Permata Tbk terus berupaya menggenjot pendapatan non bunga ATAU fee based income. Meski begitu, pasar ekuitas dan surat berharga yang sedang volatil memberikan dampak kepada pendapatan fee based Bank Permata.

Direktur Permata Bank Lea Setianti Kusumawijaya menyatakan pendapatan non bunga di Bank Permata berasal dari bisnis ritel dan komersial. Pada bisnis ritel berasal dari transaksi wealth management.

"Sekarang Wealth Management juga penuh tantangan karena market sekarang agak volatil. Baik pasar ekuitas maupun pasar surat berharga banyak sekali tantangannya. Jadi, nasabah cenderung banyak tidak melakukan transaksi secara agresif," ujar Lea, pada Rabu (25/9).


Namun Lea masih berharap pendapatan non bunga berasal dari bisnis UKM dan komersil yang ditopang oleh transaksi produk seperti letter of credit (LC) dan bilyet giro (BG). Bank permata juga mengharapkan pendapatan non bunga dari transaksi financing dan valuta asing.

Namun Lea mengaku tidak mematok target yang agresif. "Artinya secara gradual diharapkan komposisi FBI bisa tumbuh. Karena membiasakan nasabah untuk bertransaksi untuk produk-produk FBI ini butuh waktu dan proses edukasi juga," tutur Lea.

Asal tahu saja, hingga Juli 2018, pendapatan operasional non bunga Bank Permata sebesar Rp 1,49 triliun. Nilai ini menurun 31,65% yoy dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,18 triliun.

Begitupun dengan PT Bank Central Asia yang mencatatkan pertumbuhan fee based income. Menurut Sekretaris perusahaan BCA Jan Hendra fee based income per Juli 2018, tumbuh cukup baik. Pertumbuhan ini masih ditopang sebagian besar dari dana murah atau CASA related dan Credit related.

"Porsi pendapatan non bunga sekitar 25% dari pendapatan non bunga," ujar Jan Hendra kepada Kontan.co.id. Sepanjang Juli 2018, pendapatan operasional selain bunga Bank BCA sebesar Rp 12,37 triliun. Nilai ini tumbuh 23,08% secara tahunan dari posisi yang sama tahun lalu Rp 10,05 triliun.

Sebagai gambaran saja, merujuk pada statistik perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pendapatan operasional non bunga perbankan sampai dengan Juli 2018 mencapai Rp 157.13 triliun. Jumlah tersebut tumbuh dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 140,7 triliun atau naik 11,67%.

Sementara pendapatan bunga, per Januari 2018 lalu mencapai Rp 423,18 triliun, angka tersebut naik tipis secara tahunan sebesar 1,45%. Tahun lalu pendapatan bunga bersih hanya Rp 417,13 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Narita Indrastiti