JAKARTA. Tingkat volatilitas atau naik turun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terus menurun. Penurunan tingkat ketidakstabilan mata uang Garuda ini, menurut Bank Indonesia, tidak bisa lepas dari penerapan kebijakan wajib pegang selama satu bulan (one month holding period) instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Dalam Tinjauan Kebijakan Moneter bulan Agustus yang dirilis, Rabu (4/8), BI mencatat, selama Juli 2010 tingkat volatilitas rupiah sebesar 0,19%. Jauh menurun dibandingkan dengan tingkat volatilitas di bulan Juni yang masih sebesar 0,51%. "Stabilnya pergerakan rupiah tersebut antara lain disumbang oleh stabilnya kondisi ekonomi global dan efektivitas kebijakan BI antara lain melalui kebijakan one month holding period SBI sejak 7 Juli lalu," jelas BI dalam TKM Agustus 2010 yang dikutip KONTAN, Kamis (5/8).
Selama Juli, secara rata-rata nilai tukar rupiah menguat 1,07% menuju level Rp 9.042 per US$ 1. Bahkan di akhir Juli, rupiah ditutup pada level Rp 8.949 atau naik 1,24% (point to point) dibandingkan dengan Juni 2010. Di awal Agustus ini, rupiah terus mengencang ototnya yang antara lain disumbang oleh kian derasnya dana asing yang masuk baik ke pasar saham maupun pasar obligasi, juga di instrumen SBI.
Direktur Riset dan Moneter BI Perry Warjiyo sebelumnya mengungkapkan, kepemilikan asing di SBI terus merangkak naik. Per 30 Juli 2010, SBI asing mencapai Rp 42,2 triliun. Naik dari pekan sebelumnya (21/7) yang baru di angka Rp 37,15 triliun.
Adapun kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN) menjadi Rp 171,8 triliun per 30 Juli lalu. "Naik Rp 10,1 triliun dalam rentang satu bulan," kata Direktur Riset dan Moneter BI Perry Warjiyo kepada KONTAN, Selasa sore (3/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News