Volume alat berat naik, pendapatan Indonesia Kendaraan Terminal tumbuh 28%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatatkan kinerja mengilap pada semester I tahun ini. IPCC membukukan kenaikan penjualan dan pendapatan sebesar 28% menjadi Rp 250,27 miliar dari Rp 196 miliar pada periode yang sama di tahun 2017.

Dari sisi kinerja operasional, peningkatan volume throughput CBU cars meningkat 10%. Sedangkan dari throughput alat berat meningkat secara signifikan sebesar 77,6%. “Hal ini disebabkan oleh tingginya kebutuhan alat berat pada industri pertambangan dan pembangunan infrastruktur nasional,” terang Presiden Direktur IPCC Chiefy Adi Kusmargono dalam siaran pers, Kamis (9/8).

Beban pokok penjualan dan pendapatan naik 10% menjadi Rp 106 miliar dari Rp 96 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Walaupun demikian, IPCC tetap mencatatkan kenaikan laba bersih 58% menjadi Rp 95 miliar pada periode Juni 2018 dari Rp 60 miliar periode yang sama di tahun sebelumnya. Net margin pun naik menjadi 37,9% dibanding periode yang sama di tahun lalu sebesar 30,7%. 


Adapun EBITDA pada Semester 1 2018 ikut meningkat 46% dari Rp 81,54 miliar menjadi Rp 124,65 miliar. Margin EBITDA naik menjadi 49,81% menjadi 41,67%.

Total aset IPCC pada periode enam bulan pertama 2018 ini naik sebesar 6,5% menjadi Rp 356,52 miliar dari Rp 334,74 miliar pada akhir tahun lalu.

Total ekuitas turun 4% menjadi Rp 227,79 miliar dari Rp 237,04 miliar. “Namun, ekuitas pada 30 Juni 2018 ini belum termasuk proceeds hasil IPO yang masuk pada tanggal 6 Juli 2018,” tandas Chiefy.

Total liabilitas pada Juni 2018 ini naik sebesar 32% menjadi Rp 128,73 miliar dari Rp 97,69 miliar pada akhir tahun lalu. "Kinerja kami akan bertambah baik meskipun beroperasi di tengah iklim industri yang masih menantang khususnya pertumbuhan ekspor dan pasar domestik. Kami masih melihat banyak peluang usaha yang kami khususnya yang terkait dengan proyek Pelindo II dan IV,” ungkap Chiefy.

IPCC telah membayar dividen periode 31 Desember 2017 pada bulan Maret 2018, dengan dividend payout ratio 80% sebesar Rp 104 miliar. “Sedangkan untuk tahun buku 2018, dividen per Desember 2018 telah dibagikan kepada para investor terhitung tanggal 1 Januari 2018, meski IPO baru dilakukan tanggal 9 Juli 2018 kemarin,” kata Chiefy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati