JAKARTA. Pemerintah mengusulkan asumsi volume BBM dalam RAPBN Perubahan 2015 sebesar 17,9 juta kiloliter. Menteri ESDM Sudirman Said, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, mengatakan usulan tersebut dikarenakan perubahan kebijakan yaitu penghapusan subsidi untuk premium, menyusul penurunan harga minyak mentah. "Kami usulkan BBM bersubsidi volumenya 17,9 juta kiloliter," ujarnya. Usulan pemerintah tersebut turun dibandingkan dengan realisasi volume BBM bersubsidi pada tahun 2014 yaitu 46,79 kiloliter. Sedangkan untuk elpiji 3 kg pemerintah mengusulkan jumlahnya tetap dengan APBN 2015 yaitu 5,76 juta ton. "Saya kira jumlahnya sama dengan APBN jadi mungkin tidak perlu tambahan," ucap Sudirman. Untuk LGV diusulkan agar tetap mendapat subsidi sebesar Rp 1.500 per liter untuk transportasi jalan yang digunakan oleh seluruh kendaraan bermotor. "Meskipun ada pembahasan lebih lanjut, tapi usulan kami tetap dengan APBN 2015," tuturnya. Terkait dengan alokasi subsidi BBM untuk bahan bakar nabati (BBN), Sudirman menjelaskan bahwa ada peningkatan yang cukup signifikan. "Subsidi biodiesel semula Rp 1.500 per liter menjadi Rp 5.000 per liter sedangkan bioetanol semula Rp2.000 per liter menjadi Rp 3.000 per liter," katanya. Subsidi untuk sektor non-PSO biodiesel semula Rp1.500 per liter menjadi Rp5.000 per liter dan bioetanol semula Rp2.000 per liter menjadi Rp3.000 per liter. Usulan tersebut menunjukkan adanya penambahan alokasi subsidi BBN sebesar Rp 14,31 triliun, dari APBN 2015 sebesar Rp 3,09 triliun menjadi RAPBN-P 2015 sebesar Rp 17,4 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Volume BBM bersubsidi diusulkan 17,9 juta KL
JAKARTA. Pemerintah mengusulkan asumsi volume BBM dalam RAPBN Perubahan 2015 sebesar 17,9 juta kiloliter. Menteri ESDM Sudirman Said, saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, mengatakan usulan tersebut dikarenakan perubahan kebijakan yaitu penghapusan subsidi untuk premium, menyusul penurunan harga minyak mentah. "Kami usulkan BBM bersubsidi volumenya 17,9 juta kiloliter," ujarnya. Usulan pemerintah tersebut turun dibandingkan dengan realisasi volume BBM bersubsidi pada tahun 2014 yaitu 46,79 kiloliter. Sedangkan untuk elpiji 3 kg pemerintah mengusulkan jumlahnya tetap dengan APBN 2015 yaitu 5,76 juta ton. "Saya kira jumlahnya sama dengan APBN jadi mungkin tidak perlu tambahan," ucap Sudirman. Untuk LGV diusulkan agar tetap mendapat subsidi sebesar Rp 1.500 per liter untuk transportasi jalan yang digunakan oleh seluruh kendaraan bermotor. "Meskipun ada pembahasan lebih lanjut, tapi usulan kami tetap dengan APBN 2015," tuturnya. Terkait dengan alokasi subsidi BBM untuk bahan bakar nabati (BBN), Sudirman menjelaskan bahwa ada peningkatan yang cukup signifikan. "Subsidi biodiesel semula Rp 1.500 per liter menjadi Rp 5.000 per liter sedangkan bioetanol semula Rp2.000 per liter menjadi Rp 3.000 per liter," katanya. Subsidi untuk sektor non-PSO biodiesel semula Rp1.500 per liter menjadi Rp5.000 per liter dan bioetanol semula Rp2.000 per liter menjadi Rp3.000 per liter. Usulan tersebut menunjukkan adanya penambahan alokasi subsidi BBN sebesar Rp 14,31 triliun, dari APBN 2015 sebesar Rp 3,09 triliun menjadi RAPBN-P 2015 sebesar Rp 17,4 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News