Volume ekspor Indonesia melambung dan kembali catat rekor



JAKARTA. Kinerja ekspor Indonesia pada Mei 2011 mencatatkan rekor baru sepanjang sejarah. Realisasi ekspor Mei melampaui sejarah sebelumnya yang terjadi pada April 2011.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, realisasi ekspor RI pada Mei menembus US$18,33 miliar atau melebihi kinerja pada April 2011 yang tercatat mencapai US$16 miliar.”Ekspor ini merupakan capaian tertinggi, rekor baru karena bisa menembus lebih dari US$16-17 miliar, yaitu US$18,33 miliar,” ungkap Kepala BPS Rusman Heriawan, Jumat (1/7).

Kinerja ekspor tersebut mengalami peningkatan sebesar 45,29% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jika dibandingkan April 2011, kinerja ekspor meningkat 10,76%. Total ekspor Indonesia untuk tahun kalender 2011 atau periode Januari-Mei 2011 mencapai US$80,28 miliar atau tumbuh 33,37% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.


Dilihat dari sisi komoditasnya, porsi terbesar masih dipegang oleh bahan bakar mineral dengan nilai US$9,75 miliar, disusul lemak dan minyak hewan/nabati yang mencapai US$8,09 miliar. Rusman mengaku, peningkatan kinerja ekspor tidak terlepas dari kenaikan harga komoditi dunia, khususnya lonjakan harga sawit atau crude palm oil (CPO).

Dilihat dari sisi negara tujuan ekspor, Jepang masih yang terbesar dengan nilai mencapai US$7,35 miliar. Negara tujuan ekspor kedua diduduki China sebesar US$7,01 miliar, disusul Amerika Serikat US$6,56 miliar, ke negara-negara kawasan ASEAN sebesar US$13,77 miliar dan Uni Eropa sebesar US$8,68 miliar. “Meskipun terjadi Tsunami, Jepang masih merupakan pangsa pasar terbesar,” tegasnya.

Dilihat dari sektornya, ekspor untuk Januari-Mei 2011 didominasi sektor industri yakni 61,74%, atau meningkat dari sebelumnya yang hanya 60,43% pada bulan sebelumnya.

Peningkatan kinerja ekspor juga diikuti dengan meningkatnya realisasi impor pada Mei 2011. Nilai impor Indonesia selama Mei 2011 mencapai US$14,83 miliar atau meningkat 48,54% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. “Secara month on month (mom) impor totalnya turun 0,42%. Tapi untuk non migas naik 0,24%. Yang turun itu impor migas,” paparnya.

Dilihat dari tahun kalender, total impor Januari-Mei 2011 mencapai US$68,51 miliar atau meningkat 33,86%. Impor non migas mencapai US$52,53 miliar, dan porsi terbesar mesin mekanik sebesar US$9,1 miliar. Impor dari China tercatat sebesar US$9,74 miliar, sedangkan dari Jepang hanya US$7,08 miliar dan Thailand sebesar US$4,28 miliar. Impor dari China merupakan impor terbesar.

Rusman menambahkan, secara keseluruhan, neraca perdagangan Mei 2011 masih tercatat surplus sebesar US$3,51 miliar dan untuk periode Januari-Mei 2011 sebesar US$11,77 miliar.

Direktur Statistik Distribusi BPS Satwiko Darmesto menambahkan peningkatan ekspornya sebanyak 61% di dukung industri non migas. “Komoditinya adalah bahan bakar mineral, minyak nabati, karet, barang dari karet, kemudian mesin peralatan listrik, biji kerak dan abu logam,” terangnya.

Sementara itu selisih neraca perdagangan untuk bulan Mei ini adalah sebesar US$ 3,059 miliar. “Sedangkan untuk selisih neraca perdagangan dari awal tahun hingga Mei adalah sebesar US$ 11 miliar,” tuturnya.

Satwiko mengklaim capaian ekspor Mei lalu merupakan capaian yang terbesar dalam sejarah. “Rekor ini bukan hanya total ekspornya saja tapi dari sektoral juga mengalami peningkatan seperti ekspor migas US$ 4.1011,9 miliar, dan terutama non migas yang mencapai rekor US$ 14, 222,2 sehingga dan total US$ 18, 334,1,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.