Volume impor sapi bakalan diperkirakan turun



JAKARTA. Impor sapi bakalan diperkirakan berkurang tahun depan. Direktur Eksekutif Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) Johny Liano mengungkapkan, impor surut lantaran populasi sapi dalam negeri bertambah.Apfindo memperkirakan jumlah sapi impor hanya berkisar 480.000 ekor. Angka ini turun dari jumlah kuota impor tahun ini yang mencapai 600.000 ekor.

Sebagai catatan, realisasi impor sapi bakalan Januari-September 2011 baru mencapai 296.600 ekor. Hingga akhir tahun, realisasi impor sapi bakalan diperkirakan mencapai 400.000 ekor sampai 450.000 ekor.Volume impor daging sapi tahun depan juga bakal berkurang. Apfindo menghitung jumlah impor daging berkurang 38,7% dari 93.000 ton menjadi hanya 57.000 ton per tahun.Berdasarkan data sensus Badan Pusat Statistik 2011, populasi sapi mencapai 14,8 juta ekor. Jika mengacu pada peta jalan (roadmap) daging sapi yang sudah dibuat maka populasi itu sudah memenuhi kebutuhan daging nasional, sehingga tidak perlu impor.Dari populasi sebesar 14,8 juta ekor tersebut, jumlah sapi yang potensi dipotong sebesar 2,4 juta ekor atau naik 5,3% dari tahun 2011 ini. Jumlah sapi siap potong itu terdiri dari sapi jantan 54%, dan betina 46%. Sekitar 1,1 juta ekor sapi betina umurnya diatas enam tahun.Sementara konsumsi daging sapi 2012 dengan jumlah penduduk sekitar 243 juta mencapai 461.700 ton. Sehingga tahun depan, Apfindo meramalkan defisit daging sapi hanya mencapai 68.900 ton atau setara dengan 420.891 ekor. Karena itu, Ketua Dewan Daging Sapi Nasional Soehaji mengimbau pemerintah supaya tepat dalam menentukan kuota impor sapi atau daging. Pasalnya, peningkatan pendapatan perkapita masysrakat juga perlu diperhatikan sebagai landasan perhitungan. "Seharusnya akhir tahun ini sudah ditetapkan, sehingga bagi importir sudah bisa mempersiapkan," kata Soehaji, Jumat (2/12).Soehaji bilang jumlah impor sapi dan daging sapi harus lebih rendah dari tahun ini. "Semangat kita untuk memajukan peternakan dalam negeri, sehingga impor harus pelan-pelan dikurangi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can