Volume penawaran lelang sukuk turun, ini kata pengamat



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Hasil lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atawa sukuk yang digelar kemarin (21/9) kurang mengesankan. Jumlah penawaran yang masuk pada lelang tersebut juga turun jika dibandingkan lelang sukuk sebelumnya.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Risiko Kementerian Keuangan, jumlah penawaran yang masuk hanya sebesar Rp 45,38 triliun untuk enam seri sukuk yang ditawarkan. Jumlah ini, jauh lebih rendah dibanding lelang sukuk pada dua pekan sebelumnya, yang sebesar Rp 56,61 triliun.

Head of Fixed Income BNI Fayadri mengungkapkan, penurunan jumlah penawaran pada lelang hari ini dipengaruhi oleh sentimen negatif yang tengah menyelimuti pasar obligasi. Sentimen ini berasal dari potensi gagal bayar utang (default) yang dialami oleh China Evergrande, perusahaan properti asal China.


“Permasalahan ini meningkatkan kembali ketidakpastian dalam pasar keuangan global. Credit Default Swap (CDS) Indonesia pun kembali melonjak seiring ramainya pemberitaan mengenai Evergrande sehingga membuat pelaku pasar cenderung risk-off,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (21/9)

Baca Juga: Sepi peminat, jumlah penawaran lelang sukuk hari ini (21/9) hanya Rp 45,38 triliun

Merujuk Bloomberg, level CDS Indonesia untuk tenor 5 tahun memang melesat dari posisi 69,12 pada Jumat (17/9) menjadi 86,65 pada Senin (20/9). Sedangkan untuk CDS tenor 10 tahun naik dari level 133,49 pada Jumat (17/9) menjadi 147,92 pada Senin (20/9).

Selain jumlah penawaran yang turun, pada lelang kali ini, jumlah nominal yang dimenangkan pemerintah hany Rp 6,1 triliun. Ini bawah target indikatif yang sudah ditetapkan yaitu Rp 10 triliun.

Fayadri bilang, rendahnya menyerapan yang dilakukan pemerintah pada lelang sukuk kali ini tidak terlalu mengejutkan. Hal ini seiring dengan target realisasi penerbitan SBN yang sejauh ini sudah hampir memenuhi target penerbitan SBN tahun 2021. Sehingga pemerintah sedikit mengerem penyerapan dari pasar primer.

Sementara dari sisi yield, menurut dia hasil pada lelang sukuk kali ini masih cukup kompetitif apalagi jika mempertimbangkan kondisi pasar yang sedang diliputi sentimen negatif dari Evergrande. Fayadri menyebut, hal ini tercermin dari beberapa seri PBS yang masih dicari investor di pasar sekunder.

Untuk lelang hari ini, investor beralih memburu seri-seri dengan tenor menengah-panjang, di mana seri PBS029 yang jatuh tempo pada 2034 mendapat nilai penawaran Rp 13,14 triliun. Sedangkan seri PBS028 yang jatuh tempo pada 2046 mendapat nilai penawaran Rp 10,88 triliun.

Baca Juga: Evergrande terancam default, ujian terbesar sistem keuangan China

Fayadri menjelaskan, dengan keputusan Bank Indonesia (BI) yang masih mempertahankan suku bunga acuan, dapat diartikan era suku bunga rendah masih akan terus berlanjut. Ia memperkirakan, setidaknya hal tersebut akan berlangsung sampai akhir tahun ini.

“Di tengah kondisi tren suku bunga yang nampaknya masih belum akan berubah serta yield yang masih tinggi, membuat investor tertarik untuk mengoleksi SBSN tenor panjang yang dilelang hari ini,” tutup Fayadri.

Selanjutnya: BI perkirakan defisit transaksi berjalan (CAD) 2021 di kisaran 0,6%-1,4% PDB

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari