Volume penjualan batubara ADRO naik 2%



JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memproduksi 25,86 juta ton batubara sepanjang Semester I tahun ini. Jumlah produksi itu relatif stagnan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Pada Kuartal II, ADRO memproduksi 13,23 juta ton batubara, naik 4% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, total volume penjualan batubara di Semester I tahun ini hanya sebesar 27,13 juta ton atau naik 2% dari Semester I tahun lalu.

Lalu, pemindahan lapisan penutup pada periode itu turun 22% year on year (yoy) menjadi 57,65 juta bank cubic meter (bcm). Nisbah kupas rata-rata campuran tercapai sebesar 4,3 kali pada semester I 2016, lebih rendah dibandingkan nisbah kupas yang direncanakan sebesar 4,71 kali.


David Tendian, Direktur Keuangan ADRO mengatakan, perseroan tidak mengejar pertumbuhan penjualan dan produksi batubara yang terlalu tinggi. "Kami tetap menjaga produksi sebesar 52 juta ton hingga 54 juta ton," ujarnya, Selasa (2/8).

Ia menjelaskan, dinamika pasar batubara tengah meningkat karena ada pengurangan produksi di China yang membuat pengetatan suplai di negara tersebut. Dampaknya, harga batubara global juga meningkat sebesar 2% pada Kuartal II 2016 menjadi US$ 51,54 per ton.

Selain China, permintaan batubara ADRO juga banyak berasal dari India. "Namun, kami memperkirakan ada penurunan impor batubara ke India sampai akhir tahun ini, dan membuat penurunan penjualan," ujarnya.

Belum lama ini, ADRO juga sudah menandatangani perjanjian untuk membeli 75% kepemilikan Indomet Coal Project (IMC) dari mitranya dalam proyek tersebut, yaitu BHP Billiton seharga US$ 120 juta. IMC terdiri dari tujuh PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Timur.

Penyelesaian penjualannya kini masih tergantung pemenuhan syarat persetujuan yang diwajibkan. Ketujuh PKP2B ini disebut meliputi sumber daya batubara metalurgi sebesar 1,27 miliar ton.

ADRO menargetkan EBITDA sebesar US$ 450 juta sampai US$ 700 juta dan menyiapkan belanja modal US$ 75 juta sampai US$ 100 juta pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto