KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (
BYAN) mencatat kenaikan volume penjualan batubara di kuartal I 2021. Mengutip investor update di laman resmi Bayan Resources, Kamis (6/5), BYAN mencatatkan volume penjualan batubara sebanyak 10,6 juta metric ton (MT) di tiga bulan pertama 2021. Realisasi ini naik 45,20% dari realisasi penjualan di periode yang sama tahun sebelumnya yakni 7,3 juta ton. Realisasi ini juga secara signifikan lebih tinggi daripada target volume yang dianggarkan (7,3 juta MT) serta sejalan dengan level penjualan di kuartal keempat 2020 (10,4 juta ton).
Manajemen BYAN menyebut, moncernya penjualan pada kuartal pertama lantaran mendukungnya tingkat air di Sungai Senyiur, yang memungkinkan situs di Tabang untuk memaksimalkan penjualan sembari memanfaatkan harga pasar yang kuat.
Baca Juga: Harga jual batubara diproyeksi naik, Bayan Resources (BYAN) kerek target kinerja Dus, tingkat persediaan (
inventory) grup menurun dari 2,9 juta MT pada akhir Desember 2020 menjadi 1,9 juta MT pada akhir Maret 2021. Secara geografis, penjualan BYAN didominasi oleh penjualan ke Filipina yakni mencapai 24% dari total penjualan, disusul China sebesar 22%, Korea sebesar 17%, Malaysia sebesar 10%, pasar dalam negeri 9%, India sebesar 8%, dan pasar lainnya sebesar 10%. Per 31 Maret 2021, BYAN telah menggenggam komitmen dan kontrak penjualan sebesar 32,6 juta MT untuk tahun ini, dengan nilai kalori atau calorific value (CV) rata-rata 4.541 GAR kkal / kg. Sebanyak 18,2 juta MT menggunakan harga pasar (floating price), sebanyak 3,9 juta MT menggunakan harga tetap (fixed price) dengan harga US$ 37,7 per MT, dan sisanya merupakan realisasi penjualan di kuartal pertama. Penjualan ini didukung oleh harga jual rerata atau
average selling price (ASP) yang membaik. ASP Bayan pada kuartal pertama sebesar US$ 47,3 per MT, lebih tinggi dari ASP yang dianggarkan (US$ 35,1 per MT) dan realisasi ASP pada kuartal empat 2020 (US$ 37,8 per MT). Kenaikan ASP ini tidak terlepas dari kenaikan harga batubara pada akhir tahun 2020 dan berlanjut selama kuartal pertama 2021. “Perusahaan fokus untuk terus membangun kontrak jangka panjang dengan Perusahaan pembangkitan independen Indonesia dan Asia Tenggara,” tulis manajemen BYAN. Naiknya volume dan harga penjualan batubara pun mengerek pendapatan BYAN sepanjang kuartal pertama. Emiten batubara milik taipan Low Tuck Kwong ini membukukan pendapatan US$ 501,03 juta pada kuartal pertama 2021, naik 38% dari raihan di periode yang sama tahun 2020 sebesar US$ 326,28 juta. BYAN membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$ 165,86 juta, melesat 366% secara tahunan. Tahun ini, BYAN memutuskan untuk merevisi naik target pendapatannya seiring proyeksi naiknya ASP. Pendapatan Bayan diperkirakan mencapai US$ 1,4 miliar hingga US$ 1,6 miliar tahun ini. Sebelumnya, BYAN memperkirakan pendapatan hanya berkisar antara US$ 1,1 miliar hingga US$ 1,3 miliar.
Pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA diperkirakan juga naik, dari semula US$ 300 juta menjadi US$ 650 juta tahun ini. Sementara biaya tunai (cast cost) diperkirakan berada dalam kisaran US$ 25 hingga US$ 27 per ton, sudah termasuk biaya pokok penjualan serta royalti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat